Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI membukukan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,8% secara tahunan (year on year/yoy). Lantas, apa saja faktor pendorongnya?
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebut pertumbuhan positif perseroan ini lantaran didukung luasnya pasar perbankan syariah Tanah Air.
“Mudah-mudahan [kinerja bisnis BSI] akan terus membaik dan berlanjut positif di kuartal I/2024,” ujarnya dalam Paparan Kinerja BSI 2023, Kamis (1/2/2024).
Bahkan, kata Heri, perseroan optimistis kinerja makin membaik seiring adanya sinyal soal penurunan suku bunga baik global dan nasional.
BSI mencatat secara kinerja intermediasi, BSI telah menyalurkan pembiayaan Rp240,31 triliun pada 2023, naik 15,7% yoy dibandingkan 2022 sebesar Rp207,7 triliun. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit perbankan pada 2023 yang sebesar 10,38% yoy. Mayoritas pembiayaan BSI disalurkan untuk segmen konsumer dan wholesale.
Pendapatan dari penyaluran dana tumbuh 13,13% menjadi Rp23,15 triliun pada 2023. Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga terkerek menjadi Rp17,16 triliun, naik 4,41% dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp16,43 triliun pada 2022.
Baca Juga
Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BRIS pun naik 12,1% yoy menjadi Rp4,16 triliun. Pertumbuhan laba BSI ini juga sejalan dengan aset yang naik 15,7% yoy menjadi Rp354 triliun pada 2023.
Seiring dengan pembiayaan yang menanjak, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF) juga mengalami perbaikan, di mana NPF gross menjadi 2,08% dari sebelumnya 2,42%. Lalu, NPF net menjadi 0,55% dari sebelumnya 0,57%
Sementara, dari sisi pendanaan, BSI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp293,77 triliun pada 2023, naik 12,3% yoy. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) terhadap DPK bank mencapai 60,6% dari total DPK.
Direktur Keuangan BSI Ade Cahyo Nugroho menyebut DPK yang didominasi oleh tabungan ini memberikan dampak positif bagi perseroan dalam menciptakan biaya dana alias cost of fund yang lebih murah. “Tabungan bisnis jadi backbone BSI. Dari sisi tabungan, pertumbuhannya 7,08%,” katanya.
Lebih lanjut, sejumlah rasio profitabilitas bank juga mengalami perbaikan. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BRIS menjadi 2,34% pada 2023, dari sebelumnya 1,98% pada 2022. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga naik menjadi 16,9% pada 2023 dari level 16,8%
Kinerja laba bank ditopang oleh permodalan, tercatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRIS naik 74 basis poin (bps) menjadi 21%.