Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) Anggarkan Belanja IT Rp1,5 Triliun untuk Super App

BSI (BRIS) menganggarkan biaya modal untuk teknologi informasi (IT) sebesar Rp1,5 triliun pada 2024.
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS) menganggarkan biaya modal (capital expenditure/capex) untuk teknologi informasi (IT) sebesar Rp1,5 triliun pada 2024, termasuk untuk mengembangkan Super App dan memperkuat keamanan siber. 

Direktur Keuangan dan Strategis BSI Ade Cahyo Nugroho menyebut peningkatan biaya ini sudah disepakati manajemen perseroan. 

“Setelah tahun 2023 di area security, sekarang [belanja IT] ke bisnis enabler. Jadi, kita harapkan kombinasi antara solusi lengkap dengan security yang baik, bisa membawa BSI menjadi bank terbaik dalam IT practice,” ucapnya dalam Paparan Kinerja BSI 2023 Kamis (2/2/2024).

Sebelumnya, dia menjelaskan alokasi belanja BSI untuk IT dan digitalisasi tiap tahunnya terus meningkat. Tercatat, pada 2022 BSI mengalokasikan dana untuk belanja IT sebesar Rp350 miliar. Angka tersebut naik tiga kali lipat menjadi Rp1,32 triliun pada 2023.

Lebih lanjut, belanja tersebut kerap digunakan untuk empat area utama, seperti IT security, standarisasi infrastruktur, membeli beberapa perangkat stabilitasi infrastruktur, dan terakhir untuk kepentingan bisnis development. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebut teknologi dan digital memang menjadi salah satu faktor pertumbuhan bisnis BSI. 

“Segmentasi kita hampir 70% fokus ke konsumer dan ritel, jumlah nasabah kami juga meningkat tiap harti, tiap tahun. Jadi, sudah pasti kemampuan IT dan digital terus ditingkatkan,” katanya. 

Menurut Hery, BSI sebagai bank global terus mengoptimalkan dari sisi hardware, software, kemudian aplikasi, termasuk cyber security yang menggunakan standar internasional serta menggunakan metode penyimpanan dan pemulihan data dengan layanan cloud untuk menyimpan salinan cadangan. 

Sehingga, katanya, dengan segala implikasi tersebut, membuat perseroan harus menghabiskan lebih banyak uang. 

"Saya rasa spending paling banyak itu untuk IT dan digital. Kenapa? Karena kita melakukan penguatan dan reform [perbaikan] mobile banking dari yang versi hari ini, nantinya kita buat versi baru, seperti Super App dan turunannya,” ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 6,3 juta orang dimana pembukaan rekening online on boarding (OOB) mencapai 86%.

Hery menjelaskan, pertumbuhan nasabah juga tak lepas dari optimalisasi e-channel, seperti BSI Mobile yang dapat dengan mudah diakses nasabah untuk berbagai keperluan transaksi seperti pembukaan rekening online baik tabungan, deposito maupun pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper