Standard Chartered
Bank asing Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) menyatakan perusahaan bakal makin agresif mengembangkan bisnis retail banking di Indonesia lewat sejumlah segmen tahun ini.
Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing, Indonesia & Asean Markets (Australia, Brunei and the Philippines), Standard Chartered Diana Mudadalam menyebut hal tersebut dilakukan pascapengalihan bisnis portofolio konvensional Kartu Kredit, Personal Loan (CCPL), Mortgage, dan Auto Loan ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN)
“Standard Chartered akan terus mendorong bisnis retail banking di Indonesia melalui digital partnership, wealth management, serta priority banking, dan juga bisnis corporate banking kami yang saat ini berjalan dengan sangat baik,” ujarnya.
Sejauh ini digital partnership juga dinilai memiliki kinerja yang positif. Tercatat, digital loan balance meningkat sebanyak empat kali lipat di tahun 2023, dan angka tersebut diproyeksikan akan tumbuh lebih lanjut sebesar empat kali lipat lagi pada tahun ini.
“Basis klien ritel kami juga telah meningkat tiga kali lipat selama 12 bulan terakhir menjadi lebih dari satu juta klien, dan besaran tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun ini,” katanya.
Lalu, di segmen affluent, pihaknya bakal terus mengembangkan bisnis Priority Banking dan Wealth Management melalui inovasi produk dan peningkatan layanan yang berfokus pada klien.
Baca Juga
“Bisnis Corporate, Commercial and Institutional Banking juga berada di tren positif, lantaran didukung dengan kekuatan jaringan perdagangan internasional serta ekspansi bisnis para nasabah.
Sejauh ini, bank yang sepenuhnya dimiliki oleh Standard Chartered Holdings Limited, Inggris ini mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 32,26% menjadi Rp253,15 miliar pada September 2023, dari sebelumnya Rp373,72 miliar pada September 2022.
Meski demikian, SCBI membukukan kredit sebesar Rp31,49 triliun, tumbuh 11,52% dari sebelumnya Rp28,24 triliun. Alhasil, aset bank naik tipis 1,51% menjadi Rp87,78 triliun per September 2023, dari sebelumnya Rp86,47 triliun per September 2022.