Bisnis.com, JAKARTA — Terjadi pelambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank pada 2023, terutama di jenis simpanan giro. Adapun, bank-bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berupaya menggenjot raupan jenis simpanan tersebut.
Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih mengatakan DPK perbankan pada Desember 2023 memang mengalami pelambatan. Tercatat, DPK bank hanya tumbuh 3,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan Desember 2022 yang mampu tumbuh di level 9,3% YoY.
"Pelambatan terjadi terutama di giro. Ada tren pelambatan yang cukup kuat di giro. Ini [giro] kan korporasi banyak yang pakai untuk capex [capital expenditure] mereka," tutur Lana pada beberapa waktu lalu.
Pada Desember 2023, total simpanan jenis giro perbankan mencapai Rp2.524,9 triliun, hanya tumbuh 3,9% YoY, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh pesat 21,1% YoY.
"Sebetulnya giro ini melambat karena banyak perusahaan pakai dana gironya untuk dana usaha mereka," ujarnya. Selain itu, ada switching simpanan nasabah di bank, termasuk dari giro ke instrumen investasi non bank. "Banyak yang masuk ke aset non bank, contohnya ke SBN [surat berharga negara]," kata Lana.
Meski begitu, sejumlah bank jumbo masih mencatatkan pertumbuhan raupan giro mereka dari nasabah. Bank Mandiri misalnya mencatatkan raupan simpanan jenis giro sebesar Rp584,71 triliun pada 2023, naik 7,92% YoY.
Baca Juga
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan raupan dana murah (current account saving account/CASA) termasuk dari giro, mampu menopang pertumbuhan DPK bank pada 2023.
Pertumbuhan giro juga mampu mendorong komposisi dana murah yang terus meningkat mencapai 74,3%, serta berkontribusi menjaga biaya dana (cost of fund/CoF) di level 1,75%.
“Peningkatan dana murah tidak terlepas dari inisiatif digital Bank Mandiri di sepanjang tahun 2023," tutur Darmawan.
BCA juga mencatatkan kenaikan giro mereka 7,57% yoy menjadi Rp348,45 triliun pada 2023. Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan kenaikan raupan giro 9,81% yoy menjadi Rp345,49 triliun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan raupan dana murah termasuk dari giro mampu menangkal dampak tren suku bunga tinggi terhadap kinerja bank, terutama dari CoF.
"Tren kenaikan suku bunga acuan mempengaruhi biaya bunga dana yang memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%," kata Novita.
Akan tetapi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penurunan raupan giro mereka 1,03% YoY menjadi Rp346,12 triliun.
Apabila dibandingkan, Bank Mandiri menjadi pendulang simpanan giro terbesar yakni Rp584,71 triliun pada 2023. Sementara, pertumbuhan giro terpesat di antara bank jumbo adalah BNI, yakni 9,81% YoY.