Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. atau Tugu Insurance mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp1,25 triliun dalam laporan keuangan per 31 Desember 2023.
Angka tersebut melesat 215% secara tahunan (year-on-year/yoy) apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022 yang hanya mencapai Rp397 miliar.
Hal tersebut didorong oleh hasil underwriting perseroan yang meningkat sebanyak 1,35% yoy yakni Rp746 miliar dari sebelumnya Rp736 miliar pada 31 Desember 2022. Serta hasil investasi yang juga meningkat 76,5% yoy menjadi Rp392 miliar. Pada 31 Desember 2022, hasil investasi perseroan hanya mencapai Rp222 miliar.
Pendapatan premi bruto Tugu Insurance per 31 Desember 2023 mencapai Rp4,7 triliun. Angka tersebut meningkat 24,7% yoy apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp3,76 triliun.
Dari sisi liabilitas yang ditanggung naik 16,5% menjadi Rp9,03 triliun dari sebelumnya Rp7,7 triliun per 31 Desember 2022. Sementara ekuitanya mencapai Rp6,6 triliun per 31 Desember 2023. Angka tersebut meningkat 18,9% apabila dibandingkan dengan per 31 Desember 2022 yakni Rp5,6 triliun.
Jumlah aset yang dimiliki Tugu Insurance per 31 Desember 2023 mencapai Rp15,7 triliun. Angka tersebut naik 17,5% apabila dibandingkan dengan Rp13,3 triliun per 31 Desember 2022.
Baca Juga
Perinciannya aset investasi meningkat 31,5% menjadi Rp7,5 triliun dari sebelumnya Rp5,7 triliun. Sementara aset bukan investasi menjadi Rp8,1 triliun yang mana naik 7,02% menjadi Rp7,6 triliun.
Tingkat kesehatan finansial dilihat dari Risk Based Capital (RBC) perseroan mencapai 570,12% per 31 Desember 2023. Rasio RBC tersebut meningkat dibandingkan 470,02% pada 31 Desember 2022. Selain itu, rasio RBC juga jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%.