Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) telah membukukan laba bersih Rp697,86 miliar pada 2023, turun 18,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2022 sebesar Rp860,57 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba bersih bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang juga susut 9,6% yoy menjadi Rp1,66 triliun. Net interest margin (NIM) juga susut 80 basis poin (bps) ke level 3,51%.
Lalu, Bank Woori Saudara membukukan pendapatan berbasis komisi (fee based income) Rp231,34 miliar pada 2023, turun 27,63% yoy.
Di sisi lain, beban operasional lainnya SDRA membengkak dari Rp725,54 miliar pada 2022 menjadi Rp761,37 miliar pada 2023.
Alhasil, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Woori Saudara naik dari 66,86% ke 77,45%. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) juga naik dari 39,92% pada 2022 ke level 46,92% pada 2023.
Baca Juga
Rasio profitabilitas bank pun melemah. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) susut dari 2,32% pada 2022 menjadi 1,72% pada 2023. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik dari 11,4% pada 2022 menjadi 8,47% pada 2023.
Dari sisi intermediasi, Bank Woori Saudara telah menyalurkan kredit Rp43,99 triliun sepanjang 2023, naik 9,79% yoy. Aset bank pun naik 6,45% yoy menjadi Rp54,82 triliun.
Akan tetapi, kualitas aset bank memburuk. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross SDRA membengkak dari 1,05% pada 2022 ke level 1,25% pada 2023. NPL nett SDRA juga naik dari 0,74% ke level 0,79%.
Dari sisi pendanaan, Bank Woori Saudara telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp31,18 triliun pada 2023, naik 8,32% yoy.