Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Panin Tbk. (PNBN) telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp2,53 triliun.
Dari sisi intermediasi, PNBN mencatatkan penyaluran kredit Rp148,49 triliun sepanjang 2023, tumbuh 8,4% yoy. Aset pun naik 4,5% yoy menjadi Rp222,01 triliun.
Dikutip dari laporan keuangan, Minggu, (25/2/2024), pertumbuhan kredit diimbangi dengan penjagaan kualitas aset. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross PNBN berada di level 3,09% pada 2023, turun dari tahun sebelumnya 3,53%. NPL nett juga turun dari 0,92% menjadi 0,57%.
Adapun, dari sisi pendanaan, Bank Panin telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp145,22 triliun, naik 2,38% yoy. Sementara, dana murah (current account saving account/CASA) naik 3,55% yoy menjadi Rp65,76 triliun.
Meskipun demikian, besaran laba ini mengalami tekanan seiring pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mengalami penurunan 7,49% yoy menjadi Rp9,26 triliun pada 2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga susut 60 basis poin (bps) menjadi 4,93% pada 2023, dibandingkan tahun sebelumnya di level 5,53%.
Dampaknya PNBN tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) bergeser dari 1,91% pada 2022 menjadi 1,57% pada 2023. Lalu, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) susut dari 6,89% pada 2022 menjadi 5,42% pada 2023.
Baca Juga
Sedangkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) PNBN berada pada level 78,18% pada 2023.
Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) juga juga naik 363 bps menjadi 45,26% pada 2023.