Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap cerita tentang Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44 Barack Obama, yang disebut beberapa kali bertanya soal BPJS Kesehatan.
Jokowi mengatakan, Obama pernah dua hingga tiga kali bertanya kepada dirinya soal BPJS kesehatan atau jaminan kesehatan di Indonesia yang bisa berjalan. Pada 2015, terangnya, dia belum bisa menceritakan kebanggaannya terhadap BPJS kepada presiden AS pertama berkulit hitam itu.
"Beliau bertanya kepada saya kenapa BPJS jaminan kesehatan di Indonesia bisa berjalan dengan baik Sedangkan Obamacare di Amerika kok enggak. Saya belum bisa membandingkan, tetapi setelah sekian tahun saya ke lapangan, saya bisa melihat bahwa memang berbeda," ujarnya saat menghadiri groundbreaking gedung kantor BPJS Kesehatan di IKN, Kalimantan Timur, Jumat (1/3/2024).
Jokowi memaparkan, BPJS Kesehatan bisa bekerja di Indonesia karena adanya fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama yakni puskesmas. Masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan bisa ke puskesmas terlebih dahulu sebelum ke rumah sakit apabila dibutuhkan penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, terang Jokowi, masyarakat di AS langsung dirujuk ke rumah sakit apabila membutuhkan layanan medis. Di sisi lain, populasi Indonesia masih diuntungkan dengan bonus demografi usia produktif sehingga bebas BPJS menjadi lebih ringan dari AS.
Menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, masa-masa awal pemerintahannya kerap dipenuhi dengan rapat bersama BPJS. Khususnya pada 2015-2016, kenang Jokowi, dia seringkali rapat dengan pihak BPJS Kesehatan untuk menangani urusan defisit. Belum lagi, lanjutnya, layanan BPJS juga sering mendapatkan keluhan dari masyarakat.
Namun, Jokowi menyampaikan bahwa sudah tidak pernah rapat lagi dengan BPJS Kesehatan dalam beberapa tahun belakangan. Presiden dua periode itu mengartikan bhawa layanan BPJS sudah semakin baik dari segi layanan dan pengaturan keuangannya.
"Sangat bagus sekali. Yang paling penting sudah tidak ada defisit, ya kita enggak rapat karena memang sudah enggak ada defisit," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menjelaskan layanan JKN per 1 Februari 2024 sudah dapat dinikmati oleh 267,8 juta peserta tak lepas dari berbagai inovasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan bersama dengan pemangku kepentingan terkait.
Ghufron mencatat, Indonesia sampai dengan saat ini sudah hampir selangkah menuju Universal Health Coverage (UHC) karena sebanyak 95,97% masyarakat sudah terlindungi akses layanan kesehatan melalui Program JKN.
Pada 2023 lalu, dia mencatat jumlah pemanfaatan layanan peserta JKN di fasilitas kesehatan meningkat menjadi 606,7 juta, atau 1,6 juta pemanfaatan per hari.
"Hal ini merupakan bukti kehadiran negara dan masyarakat semakin percaya dengan BPJS Kesehatan dan semakin menyadari pentingnya jaminan kesehatan,” tuturnya, dikutip dari siaran pers, Jumat (1/3/2024).
Menurut Ghufron, BPJS Kesehatan menjadi contoh bagi berbagai negara dalam pelaksanaan jaminan kesehatan. Hal ini menunjukkan Program JKN mampu menunjukkan eksistensinya di kancah internasional dan bersiap menjadi bagian dari visi Indonesia Emas.