Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat portofolio penyaluran kredit kendaraan listrik (electric vehicle/EV) masih kecil saat ini. Namun, ke depannya pasar kredit kendaraan listrik ini prospektif.
BCA mencatatkan outstanding pembiayaan kendaraan listrik sebesar Rp1,27 triliun pada 2023, tumbuh pesat lima kali lipat secara tahunan (year on year/yoy). Sementara, jumlah kendaraan listrik yang dibiayai mencapai 3.242 unit.
Namun, nilai penyaluran kredit kendaraan listrik itu masih kecil, dibandingkan keseluruhan penyaluran kredit kendaraan bermotor yang mencapai Rp54,4 triliun, tumbuh 20,8% yoy.
Direktur BCA Finance Petrus Karim mengatakan untuk kredit mobil listrik memang nilainya belum signifikan. "Mobil listrik memang sangat mencolok sekali dipandang mata. Tapi hanya berhenti sampai dia pengen lihat saja. Hanya sebagian kecil yang membeli kemudian mengajukan kredit," ujarnya dalam acara Mini Studio BCA Expoversary 2024 pada Kamis (29/2/2024).
Penyebabnya, infrastruktur kendaraan listrik yang belum begitu banyak. Kemudian, kebiasaan konsumen yang belum terbentuk.
Meski begitu, menurutnya pasar kendaraan listrik akan tumbuh pesat. "Diharapkan dengan variasi baru bermunculan, makin meningkat lagi penyaluran kredit kendaraan listrik," ujar Petrus.
Baca Juga
Direktur BCA Multifinance Adhi Purnama mengatakan di sepeda motor, unit kendaraan listrik yang dibiayai memang lebih banyak daripada mobil. Akan tetapi, portofolionya juga masih kecil dibandingkan keseluruhan kredit sepeda motor. Porsinya masih di bawah 5%.
"Ke depan kami melihat, untuk permintaan kredit, kalau awareness, semakin peduli penurunan emisi, ini jadi potensi. Kami akan mendukung kebutuhan nasabah," katanya.
Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan peluang pembiayaan kendaraan listrik ke depan pada dasarnya akan semakin besar. Hal ini terutama karena adanya keinginan pemerintah untuk memperbesar jumlah kendaraan listrik di indonesia.
Akan tetapi ada sejumlah tantangan yang dihadapi perbankan. "Tantangannya dari sisi harga kendaraan listrik yang masih mahal sehingga belum dapat menjangkau lebih banyak golongan masyarakat," katanya kepada Bisnis pada tahun lalu (4/10/2023).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae juga mengatakan tantangan yang dihadapi perbankan dalam menyalurkan kredit kendaraan listrik ada baik dari sisi suplai maupun permintaan.
"Dari sisi suplai, bank masih perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia [SDM] dalam menganalisa risiko kredit," ujarnya.
Kemudian, bank belum punya regulasi internal penyaluran kredit kepada industri kendaraan listrik. "Bank juga masih fokus pada industri eksisting yang potensial," ujarnya.
Sementara, dari sisi demand, industri kendaraan listrik masih terbatas dan lokasinya pada wilayah tertentu saja. "Kemudian, bank belum menemukan mitra yang tepat, dan masih kurangnya informasi tentang kendaraan listrik di Indonesia," ujar Dian.