Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) hari ini, Jumat (1/3/2024) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPST). Di antara mata acara dalam RUPST tersebut adalah pembahasan tebaran dividen.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BRI akan menggelar RUPST pada 1 Maret 2024 pukul 14.00 WIB di Kantor Pusat BRI. Adapun, tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak hadir dalam RUPST atau recording date telah berakhir pada 6 Februari 2024.
Secara rinci, RUPST BRI membahas sejumlah mata acara seperti persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan, persetujuan penggunaan laba bersih, penetapan Remunerasi seperti gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan tahun buku 2024, hingga perubahan susunan pengurus perseroan.
Manajemen BRI menjelaskan mengacu anggaran dasar perseroan, RUPST memutuskan penggunaan laba bersih dan pembayaran dividen.
'"Adapun, pada tanggal 18 Januari 2024, perseroan telah membayarkan dividen interim tahun buku 2023 yang diperhitungkan dalam dividen tunai yang berasal dari laba bersih perseroan tahun buku 2023," tulis Manajemen BRI di keterbukaan informasi beberapa waktu lalu.
Pada awal tahun ini, BRI memang telah menebar dividen interim Rp12,73 triliun dengan dividen Rp84 per saham.
Baca Juga
Nilai tebaran dividen interim BBRI pada tahun buku 2023 mengalami kenaikan 47,5% jika dibandingkan dengan tebaran nilai tebaran dividen interim BBRI pada tahun buku 2022.
Dividen interim sendiri merupakan mekanisme tebaran dividen dalam kurun waktu sebelum tutup buku tahunan perseroan atau pada saat tahun berjalan.
Untuk dividen keseluruhan tahun buku 2023, BRI juga telah memberikan kisi-kisi. Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan perseroan siap menebar dividen jumbo kepada pemegang saham.
“Saya ingin minimal 70% sampai 80% laba dibagi dalam bentuk dividen,” ujar Sunarso saat ditemui di Jakarta International Velodrome, pada bulan lalu (12/2/2024).
Sementara, sepanjang 2023, bank pelat merah ini mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,43 triliun, naik 17,55% secara tahunan (year on year/yoy). Apabila maksimal BRI menetapkan rasio dividen 80%, maka nilai dividen keseluruhan yang bisa ditebar BRI kepada pemegang sahamnya mencapai Rp48,34 triliun.
Menurut Sunarso, rasio dividen hingga 80% cukup realistis lantaran rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BBRI mencapai 27%. Padahal, jika mengacu pada standar basel, kebutuhan untuk mengantisipasi seluruh jenis risiko hanya sebesar 17,5%.
Sunarso juga menyampaikan perseroan masih memiliki kelebihan modal hingga 10%. Dengan asumsi BBRI menggunakan CAR sebesar 2% per tahun, maka dalam kurun 4 – 5 tahun ke depan, perusahaan dinilai tidak membutuhkan penambahan modal.
Oleh karena itu, Sunarso memastikan bahwa BBRI tidak memiliki masalah jika sebagian besar laba bersih perusahaan dikonversikan menjadi dividen kepada pemegang saham, khususnya negara yang menggenggam 53,19% saham perseroan.
Adapun, dari sisi yield, CEO Jooara Rencana Keuangan Gembong Suwito menilai prospek atas pembagian dividen yield bank jumbo Tanah Air seperti BBRI diproyeksi sangat baik.
“Secara umum bank BUMN yang pengendalinya pemerintah akan memberikan deviden yang lebih tinggi kisaran 4-6% tahun buku 2023,” katanya pada Bisnis, pekan lalu (5/2/2024).
Mengacu riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dividen dari sektor keuangan seperti perbankan juga menunjukkan pertumbuhan tertinggi secara tahunan yang berasal dari pertumbuhan pendapatan yang kuat.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dan Abyan Habib Yuntoharjo dalam risetnya itu menyebutkan meskipun terdapat peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pembagian dividen perbankan, sebagian besar bank masih akan mempertahankan kebijakan dividennya. Hal ini, mengingat posisi permodalan yang besar.
Adapun, dari segi yield, Handiman dan Abyan memprediksi BBRI bakal menawarkan yield untuk para pemegang sahamnya 4,2% tahun ini.
Secara historis tebarannya, BRI pada tahun lalu membagikan dividen tunai senilai Rp43,5 triliun, mencapai 85% dari total laba bersih 2022.
Apabila ditarik dalam lima tahun terakhir, tebaran dividen BRI terus mencatatkan peningkatan rasio. Dibandingkan dengan rasio dividen pada 2018, yakni sebesar 49%, maka terjadi peningkatan rasio tebaran dividen 36 basis poin (bps) di BRI hingga mencapai 85% pada tahun buku 2022.
Secara beruntun untuk tahun buku 2018, 2019, 2020, dan 2021 rasio dividen BRI mencapai masing-masing 49%, 60%, 65,5%, dan 85%.