Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau Indonesia Financial Group (IFG) mengumumkan kerja sama dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re).
Sekretaris Perusahaan IFG Oktarina Dwidya Sistha mengatakan bahwa kerja sama antara IFG dengan Indonesia Re untuk menghadirkan transformasi budaya di industri asuransi Indonesia.
“Agar selalu menyertakan data yang ideal dalam setiap proses penerimaan risiko, pengelolaan risiko sampai pensesian risiko,” kata Oktarina kepada Bisnis, Senin (4/3/2024).
Oktarina menyampaikan bahwa kerja sama ini juga untuk memperkuat risk analytics dalam proses bisnis, yaitu penyusunan bisnis strategi dan operasional asuransi berupa penentuan risk appetite, underwriting strategy, dan optimalisasi kinerja portofolio.
Selain itu, Oktarina menambahkan bahwa kerja sama dengan Indonesia Re ini untuk mempercepat proses standarisasi data teknik (Chart of Account dan Master Library teknik) di pasar Indonesia.
“Dengan adanya kerjasama ini, harapannya dapat terbentuk standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang ideal seperti standar, valid, dan detail yang dapat menjadi pondasi utama dalam mengoptimalkan proses bisnis dan operasional di industri asuransi,” ungkapnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Teknik IFG Rianto Ahmadi menyampaikan bahwa perusahaan asuransi ke depan harus bergerak ke proses digitalisasi demi memperkuat analisa risiko yang dilandasi oleh ketersediaan data yang ideal.
Rianto mengatakan bahwa dalam kebijakan informasi dasar, IFG mewajibkan seluruh anggota holding, baik yang bergerak di asuransi umum, asuransi jiwa, dan penjaminan untuk menyesuaikan standarisasi pengelolaan data dan informasi yang sama.
Menurutnya, hal tersebut masih menjadi tantangan karena baik anggota holding maupun hampir semua perusahaan asuransi memiliki standarisasi yang berbeda-beda dalam hal penyajian dan pengelolaan data dan informasi tersebut.
“Kerja sama ini tidak saja semakin memperkuat transformasi terkait standarisasi penyediaan data dan informasi di lingkup holding, tetapi juga dapat menjadi acuan bersama bagi industri asuransi di Tanah Air,” ujar Rianto.
Rinto menjelaskan bahwa dengan posisi Indonesia Re sebagai treaty leader, standarisasi tersebut dapat digunakan oleh perusahaan asuransi yang menggunakan jasa Indonesia Re.
Di sisi lain, Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat mengatakan menjelaskan bahwa standarisasi tersebut akan diterapkan untuk setiap perusahaan asuransi yang akan menggunakan jasa Indonesia Re dan menjadi standarisasi untuk seluruh industri asuransi.
Lebih lanjut, Delil mengungkap bahwa kerja sama ini adalah bentuk komitmen IFG dan Indonesia Re Group dalam mendukung salah satu pilar dari peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia 2023–2027.