Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI mencatat bahwa perekonomian Indonesia kian membaik sejak 2019. Kondisi ini seiring dengan proyeksi naiknya status menjadi low to medium income country
Direktur Utama BRI Sunarso menyebut berdasarkan kajian yang ada, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6% agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara dengan rata-rata berpenghasilan tinggi
“Kita antara [tahun] 1993 sampai 2019 sebenarnya sudah keluar dari low income country dan masuk ke low to medium. Alhamdullilah, kita pelajari, pada 2019 kita menjadi middle income country,” ujarnya pada BRI Microfinance Outlook 2024, Kamis (7/3/2024)
Dia menyebut katalis pertumbuhan ekonomi sebagian besar pun digerakkan oleh UMKM. Dengan demikian, Sunarso menuturkan untuk menumbuhkan UMKM yang berkualitas, maka human capital seperti pendidikan menjadi penentu. Lalu, penting untuk meningkatkan nilai tambah dengan menumbuhkan manufaktur hingga memutar permodalan secara nasional mampu membuat perekonomian tumbuh secara inklusif.
“Tumbuh dan merata itu artinya ada partisipasi masyarakat lewat inklusivitas. Hal itu bisa diperoleh dengan menjangkau layanan perbankan ke masyarakat,” tuturnya
Lebih lanjut, Sunarso mengatakan BRI sebagai penyalur kredit ke segmen UMKM berupaya melakukan strategi bisnis yang searah dengan perekonomian nasional. Mulai dari mengembangkan jaringan Holding Ultramikro (UMi) pada 2023 hingga membuat kantor cabang dengan memanfaatkan warung-watung kecil di daerah
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, BRI sendiri mengumumkan meraih laba bersih konsolidasi Rp60,43 triliun sepanjang 2023. Capaian laba ini melonjak 17,55% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,41 triliun.
Untuk bank only, laba BRI mencapai Rp53,15 triliun, naik 11,12% secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp47,83 triliun.
Dari sisi intermediasi, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.197,75 triliun, kemudian pinjaman syariah secara konsolidasi sebesar Rp13,67 triliun dan piutang pembiayaan sebesar Rp55 triliun sepanjang 2023. Alhasil, secara total kredit dan pembiayaan BRI menjadi Rp1.266,43 triliun, naik 11,18% yoy.
Aset bank pelat merah ini pun naik 5,33% yoy menjadi Rp1.965 triliun dibanding sebelumnya Rp1.865,64 triliun.