Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI akan membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun kepada pemegang saham. Jajaran direksi dan komisaris yang menggenggam kepemilikan saham BBNI pun akan turut meraup dividen.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BNI pada awal pekan ini (4/3/2024) memang telah memutuskan untuk memanfaatkan laba Rp21,11 triliun, sebagiannya untuk tebaran dividen.
"RUPST telah menyetujui pembagian dividen 50% dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp10,45 triliun," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST BNI pada beberapa waktu lalu. Sisanya akan dimanfaatkan BNI untuk saldo laba ditahan sebagai pengembangan usaha berkelanjutan.
Adapun, dengan jumlah saham beredar mencapai 37,29 miliar lembar, maka nilai dividen per saham BNI sebesar Rp280,49 per saham.
Dengan komposisi kepemilikan saham pemerintah di BNI yakni sebanyak 22,37 miliar lembar atau 60%, maka Rp6,27 triliun dari dividen itu akan mengalir ke kas negara.
Sisa dividen akan ditebar kepada pemegang saham publik. Adapun, jajaran direksi dan komisaris BNI juga turut menggenggam kepemilikan saham BBNI.
Baca Juga
Dalam jajaran direksi, Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama BNI menggenggam 2.384.946 lembar saham BBNI. Meski menjadi orang nomor satu, tidak berarti kepemilikan saham di bank yang dipimpinnya menjadi yang terbesar.
Wakil Direktur Utama BNI yang baru ditunjuk dalam RUPST 2024 yakni Putrama W. Setyawan tercatat mengempit 2.765.586 lembar saham BBNI. Kepemilikannya menjadi yang terbesar di antara direksi BNI lainnya.
Apabila dirupiahkan, Royke dan Putrama bakal mengantongi 'THR' berupa dividen sebesar masing-masing Rp668,95 juta dan Rp775,71 juta.
Dalam jajaran dewan komisaris, sejumlah komisaris pun tercatat menggenggam saham BBNI, di antaranya Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani sebanyak 1.323.286 lembar saham. Askolani yang turut menjabat sebagai Komisaris BNI pun meraup Rp371,16 juta dari dividen BNI.
Kemudian, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury yang juga menjadi Wakil Komisaris Utama BNI menggenggam 410.600 lembar saham BBNI. Pahala pun mendapatkan Rp115,16 juta dari dividen BNI.
Sementara itu, BBNI telah menjadwalkan pembayaran dividennya pada awal bulan depan atau April 2024. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) atau recording date pada 18 Maret 2024.
Nilai dividen BNI kali ini naik dibandingkan tahun lalu, di mana BNI menebar Rp7,3 atau 40% dari total laba bersih tahun buku 2022. Royke mengatakan kenaikan nilai dividen dan rasio tebarannya tahun ini sejalan kinerja keuangan positif yang dibukukan perseroan.
BNI memang secara konsolidasi telah mencatatkan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun, naik 14,2% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu Rp18,48 triliun sepanjang 2022.
Selain itu, Royke mengatakan BNI meningkatkan tebaran dividen seiring dengan kondisi permodalan yang kuat. Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNI ada pada level 22% per Desember 2023.
"Jadi BNI punya kapasitas membagi dividen yang lebih besar sambil memenuhi kebutuhan bisnis BNI Group," ujar Royke.