Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya sebesar Rp3,08 triliun atau sekitar Rp122,67 per lembar saham. Dividen jumbo itu akan dinikmati investor yang menggenggam hingga periode cum dividen saham BNGA sekitar 19 April 2024 mendatang. Salah satu yang akan merasakan dividen jumbo ini adalah investor kawakan Lo Kheng Hong.
Keputusan tebaran dividen diambil BNGA dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada 3 April 2024 pukul 14.00 di Graha CIMB Niaga, Jakarta. BNGA akan memanfaatkan 50% dari laba bersih itu atau senilai Rp3,08 triliun menjadi tebaran dividen kepada pemegang saham.
"Kami berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham dengan fokus strategi pada pertumbuhan bisnis yang profitable dan berkelanjutan," kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dalam keterangan tertulis pada Rabu (3/4/2024).
Mengacu jumlah saham beredar CIMB Niaga sebesar 25,14 miliar lembar, maka nilai dividen per saham yang akan dibagikan mencapai Rp122,67 per lembar.
Adapun, dividen tunai tersebut akan dibayarkan selambatnya 30 hari kalender setelah keputusan RUPST berlaku.
Salah satu pemegang saham yang akan meraup dividen BNGA adalah Lo Kheng Hong. Investor kawakan ini telah menjadi 20 pemegang saham terbesar di emiten ini.
Baca Juga
Per 29 Februari 2024, tercatat Lo Kheng Hong menggenggam 25,36 juta atau 0,1% kepemilikan saham di BNGA.
Dengan nilai kepemilikannya itu serta nilai dividen per saham yang diasumsikan Rp122,67 per lembar, maka Lo Kheng Hong akan meraup dividen sebesar Rp3,11 miliar dari BNGA.
Historis Dividen CIMB Niaga
Apabila dibandingkan dengan tebaran dividen tahun lalu, maka rasio tebaran dividen atau dividen payout ratio (DPR) BNGA mengalami penyusutan. Namun, nilai tebaran dividen meningkat.
BNGA telah membagikan 60% laba bersihnya pada tahun buku 2022 atau Rp2,87 triliun sebagai dividen tunai.
Peningkatan nilai dividen CIMB Niaga itu terjadi seiring dengan pertumbuhan laba bank. BNGA membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp6,47 triliun pada 2023, tumbuh 28,41% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,04 triliun.
Pertumbuhan laba bank ditopang oleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp3,15 triliun pada 2023, melonjak 30,7% yoy.
BNGA juga mencatatkan penyusutan beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) dari Rp3,57 triliun pada 2022 menjadi Rp1,85 triliun pada 2023.