Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sokongan Ekosistem E-Commerce ke Bisnis Bank Digital Seabank, Jago, dan Allo Bank

Simak siasat bank-bank digital, seperti Seabank, Jago (ARTO), dan Allo Bank (BBHI) dalam memanfaatkan ekosistem e-commerce.
Ilustrasi bank digital./ Dok Freepik
Ilustrasi bank digital./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank digital seperti PT Bank Seabank Indonesia dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) memiliki ekosistem luas, termasuk di sektor e-commerce, seperti Shopee hingga Tokopedia. Lantas, bagaimana siasat bank-bank digital tersebut memanfaatkan ekosistem e-commerce?

Seabank misalnya memiliki ekosistem e-commerce Shopee. Adapun, Seabank merupakan bank digital milik induk Shopee yakni Sea Group.

Kemudian, Bank Jago memiliki jejaring ekosistem di GOTO, di mana GOTO melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa menggenggam kepemilikan saham sebesar 21,4% di ARTO. Sementara GOTO memiliki lini bisnis e-commerce yakni Tokopedia. E-commerce ini pun mendapatkan dukungan dari perusahaan teknologi raksasa global TikTok.

Selain itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) memiliki jejaring ekosistem di e-commerce Bukalapak, di mana Bukalapak merupakan pemilik 11,49% saham BBHI.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan para bank digital memang mengandalkan ekosistem yang luas untuk menghadapi persaingan bisnis, termasuk menyasar e-commerce. 

"Bagaimanapun juga e-commerce memang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi digital karena pengaruh ke sektor lainnya bisa banyak," katanya kepada Bisnis pada Selasa (14/5/2024).

Bagi bank digital, kehadiran ekosistem e-commerce akan memberi banyak dampak, seperti perluasan cakupan nasabah. Bank digital bisa mendorong pengguna e-commerce masuk sebagai nasabah.

Selain itu, bank digital bisa memberikan layanan pembayaran kepada pengguna e-commerce yang terafiliasi. "Tentu ini juga harus ada iming-iming keuntungan bagi pengguna. Sebab, pengguna di Indonesia masih price oriented consumer," ujarnya.

Siasat Bank Digital

Sejumlah bank digital pun memang mengandalkan ekosistem e-commerce ini untuk mendongkrak kinerja. Direktur Strategi SeaBank Indonesia Junedy Liu mengatakan saat awal-awal pengembangan, Seabank langsung fokus memanfaatkan ekosistem di Shopee. 

"Kenapa fokus di Shopee dulu? Ini biar biaya akuisisinya murah," ujarnya pada pekan lalu (6/5/2024).

Menurutnya, Seabank menyasar pengguna Shopee untuk meraup pendanaan atau dana pihak ketiga (DPK). Seabank menawarkan sederet keuntungan bagi pengguna Shopee saat menyimpan dananya di bank, seperti bebas biaya admin hingga penawaran bunga simpanan yang tinggi.

Sokongan Ekosistem E-Commerce ke Bisnis Bank Digital Seabank, Jago, dan Allo Bank

Seabank Indonesia./Istimewa

Tak hanya itu, Seabank menyasar ekosistem Shopee untuk penyaluran kredit. Terdapat sejumlah layanan kredit di Shopee yang mana Seabank menjadi lender, seperti SPayLater, SPinjam, atau cashloan untuk merchant. "Jadi, kami menjangkau merchant-merchant Shopee," katanya.

Saat ini, Seabank pun telah mencatatkan 12 juta nasabah. Adapun, 90% nasabah berasal dari ekosistem Shopee.

Sementara Bank Jago juga mengandalkan ekosistem GoTo dalam meraup banyak simpanan nasabah. Adapun, GoTo memiliki lini bisnis e-commerce Tokopedia. 

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan saat ini Bank Jago memang sedang gencar menjalankan integrasi dengan ekosistem GoTo dari sisi funding untuk akuisisi nasabah baru.

Bank Jago misalnya bersama dengan GoTo Finansial (Gopay) meluncurkan produk 'GoPay Tabungan by Jago’. Produk tersebut memfasilitasi layanan perbankan bagi pengguna Gopay.

Namun, menurut Arief, integrasi tidak hanya akan dilakukan dari sisi funding, tetapi juga dari sisi lending. "Integrasi dari sisi lending memang sudah dilakukan baik dengan GoTo dan partner lainnya. Sebagai gambaran, saat ini sebagian besar pinjaman yang disalurkan adalah melalui partner," katanya dalam public expose pada akhir tahun lalu (29/11/2023).

Adapun, porsi lending yang dikontribusikan dari ekosistem GoTo kepada Bank Jago saat ini dinilai masih kecil, yakni 8%-9% dari portofolio pinjaman. Meski begitu, pertumbuhan kredit pesat tiap kuartalnya.

"Ke depan, kami optimis kontribusi pinjaman dari GoTo akan semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan portofolio kredit Bank Jago," kata Arief.

Sokongan Ekosistem E-Commerce ke Bisnis Bank Digital Seabank, Jago, dan Allo Bank

Nasabah beraktivitas di depan logo PT Bank Jago Tbk. di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Bisnis/Abdurachman

Bank digital besutan konglomerat Chairul Tanjung, Allo Bank pun mengandalkan kolaborasi dengan ekosistem e-commerce Bukalapak.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan Allo Bank memang telah menggandeng mitra strategis, yang umumnya berasal dari ekosistem pemegang saham, termasuk Bukalapak. 

Dengan Bukalapak, Allo Bank mengintegrasikan layanan perbankan kepada mitra Bukalapak yang notabene merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kolaborasi juga akan terus diperluas, di antaranya mengembangkan layanan bisnis beli sekarang dan bayar nanti (buy now pay later/BNPL) atau paylater.

Ia mengatakan, ke depan fitur-fitur serta produk hasil kerja sama dengan ekosistem itu akan terus berkembang. Selain itu, bank pun mengandalkan penyaluran kredit secara channeling mengandalkan ekosistem hasil kerja samanya.

 "Kolaborasi itu perjalanannya panjang, satu per satu fitur, produk per produk kami integrasikan," ujar Indra di acara Open Finance Summit 2023 pada tahun lalu (21/6/2023) di Jakarta. 

Kinerja Cuan

Ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi mengatakan persaingan bisnis bank digital memang ketat. Alhasil, ekosistem pun mesti menjadi andalan. 

Bank-bank digital mesti berkompetisi dengan menghadirkan ekosistem layanan dan produk yang lengkap demi memenuhi kebutuhan setiap segmen konsumen. 

Cara ini terbukti menarik minat konsumen, sebab aplikasi bank digital akhirnya bisa memberikan layanan menyeluruh, mulai dari layanan reguler seperti rekening tabungan, pembayaran digital, maupun pembiayaan.

“Beberapa bank juga sudah mengintegrasikan produk investasi dan dompet digital, sehingga nasabah mendapatkan pengalaman lengkap," ujarnya.

Ke depannya, inovasi perbankan digital juga perlu diarahkan kepada layanan dan produk yang lebih terpersonalisasi. Dengan begitu, nasabah akan merasa bank sangat memahami kebutuhan mereka. “Hal ini yang membuat nasabah akan loyal," ujarnya. Ekosistem ini pun menjadi cara agar bank digital bisa meraup kinerja moncer. 

Adapun, sejumlah bank digital yang mengandalkan ekosistem e-commerce ini pun telah mencatatkan kinerja moncer, setidaknya pada kuartal I/2024.

Bank Jago misalnya meraup laba bersih Rp21,71 miliar pada kuartal I/2024, naik 24,01% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode sebelumnya Rp17,5 miliar.

Allo Bank meraup laba bersih Rp111,48 miliar pada kuartal I/2024, naik 23,19% yoy dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp90,49 miliar.

Seabank belum melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal I/2024, namun mengacu laporan bulanan, Seabank telah meraup laba Rp34,07 miliar pada Februari 2024. Laba bank pada periode tersebut naik 163,45% yoy dibandingkan laba pada Februari 2023 sebesar Rp12,93 miliar.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper