Kinerja Cuan
Ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi mengatakan persaingan bisnis bank digital memang ketat. Alhasil, ekosistem pun mesti menjadi andalan.
Bank-bank digital mesti berkompetisi dengan menghadirkan ekosistem layanan dan produk yang lengkap demi memenuhi kebutuhan setiap segmen konsumen.
Cara ini terbukti menarik minat konsumen, sebab aplikasi bank digital akhirnya bisa memberikan layanan menyeluruh, mulai dari layanan reguler seperti rekening tabungan, pembayaran digital, maupun pembiayaan.
“Beberapa bank juga sudah mengintegrasikan produk investasi dan dompet digital, sehingga nasabah mendapatkan pengalaman lengkap," ujarnya.
Ke depannya, inovasi perbankan digital juga perlu diarahkan kepada layanan dan produk yang lebih terpersonalisasi. Dengan begitu, nasabah akan merasa bank sangat memahami kebutuhan mereka. “Hal ini yang membuat nasabah akan loyal," ujarnya. Ekosistem ini pun menjadi cara agar bank digital bisa meraup kinerja moncer.
Adapun, sejumlah bank digital yang mengandalkan ekosistem e-commerce ini pun telah mencatatkan kinerja moncer, setidaknya pada kuartal I/2024.
Bank Jago misalnya meraup laba bersih Rp21,71 miliar pada kuartal I/2024, naik 24,01% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode sebelumnya Rp17,5 miliar.
Allo Bank meraup laba bersih Rp111,48 miliar pada kuartal I/2024, naik 23,19% yoy dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp90,49 miliar.
Seabank belum melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal I/2024, namun mengacu laporan bulanan, Seabank telah meraup laba Rp34,07 miliar pada Februari 2024. Laba bank pada periode tersebut naik 163,45% yoy dibandingkan laba pada Februari 2023 sebesar Rp12,93 miliar.