Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Premi Asuransi Kesehatan Diperkirakan Berlanjut di 2025

Harga premi asuransi kesehatan makin mahal saat biaya kesehatan juga meningkat di tengah adanya inflasi medis
Ilustrasi asuransi kesehatan. / dok. Freepik
Ilustrasi asuransi kesehatan. / dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Harga premi asuransi kesehatan makin mahal saat biaya kesehatan meningkat di tengah adanya inflasi medis. Perusahaan asuransi tercatat telah menaikkan tarif premi seiring dengan tingkat inflasi medis yang menyentuh 10,1% sepanjang 2024.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Cipto Hartono mengatakan bahwa sebagian besar perusahaan asuransi umum anggota AAUI telah melakukan penyesuaian premi asuransi kesehatan tahun lalu. Dia menjelaskan rata-rata kenaikan premi tersebut bervariasi, tergantung pada portofolio dan pengalaman klaim masing-masing perusahaan.

"Untuk 2025, tren penyesuaian premi kemungkinan masih akan berlanjut, terutama mempertimbangkan tingginya inflasi medis. Penyesuaian ini penting untuk menjaga keberlanjutan operasional dan kemampuan pembayaran klaim di tengah peningkatan biaya layanan kesehatan," kata Cipto kepada Bisnis, Jumat (18/4/2025).

Penyesuaian premi tersebut dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor utama, antara lain tren inflasi medis nasional, pengalaman klaim atau loss ratio pada periode sebelumnya, peningkatan biaya rumah sakit dan obat-obatan, utilisasi manfaat oleh pemegang polis, perubahan cakupan manfaat baik manfaat rawat inap, rawat jalan dan rider tambahan.

Dalam melakukan penyesuaian tarif premi kesehatan, Cipto mengatakan bahwa AAUI mendorong anggotanya untuk melakukan peninjauan tarif secara periodik berbasis aktuaria dan pemantauan data klaim riil.

Cipto tidak memungkiri potensi dampak yang timbul dari kenaikan tarif premi terhadap minat masyarakat, terlebih dengan tren pelemahan daya beli.

Oleh karena itu, industri asuransi umum menyiapkan sejumlah strategi sebagai antisipasi, di antaranya dengan inovasi produk yang lebih modular dan fleksibel seperti paket premi terjangkau dengan manfaat esensial.

Selain itu, perusahaan asuransi umum juga melakukan digitalisasi distribusi untuk efisiensi dan kemudahan akses, peningkatan transparansi informasi dan edukasi mengenai manfaat perlindungan asuransi kesehatan hingga berkolaborasi dengan penyedia jasa kesehatan untuk memastikan efektivitas biaya layanan atau cost containment.

"Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjaga daya tarik produk, terutama di tengah tekanan daya beli masyarakat," tegasnya.

Cipto menambahkan, AAUI juga memahami adanya kekhawatiran masyarakat akan adanya fraud rumah sakit yang menyebabkan lonjakan premi. Namun, Cipto menegaskan kenaikan premi ini juga diperlukan karena faktor-faktor seperti lonjakan biaya medis, tingginya utilisasi layanan kesehatan pascapandemi hingga perluasan manfaat oleh beberapa polis.

"Terkait isu fraud oleh penyedia layanan, perusahaan asuransi telah dan akan terus melakukan audit klaim serta memperkuat kerja sama dengan provider melalui pengaturan dalam perjanjian kerja sama (PKS) dan penerapan utilization review secara ketat," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper