Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peran Agen dalam Bisnis Asuransi Menurun

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut peningkatan kualitas agen penting untuk pertumbuhan industri ke depan.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut peningkatan kualitas agen penting untuk pertumbuhan industri ke depan.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menilai bahwa agen asuransi merupakan ujung tonggak perusahaan asuransi jiwa yang berpengaruh pada kinerja maupun perlindungan finansial masyarakat. 

Meskipun premi dari kanal keagenan turun pada kuartal I/2024, Togar mengatakan selain kualitas pihaknya juga terus mendorong peningkatan jumlah tenaga pemasar pada industri asuransi jiwa.

“Yang kami lihat sekarang, bagaimana meningkatkan kualitas agen ini. Dan aturan main perpindahan agen dari sebuah perusahaan ke perusahaan lain. Nah bahkan kami juga mendorong kalau boleh semakin banyak orang yang menjadi tenaga pemasar di asuransi,” kata Togar pasca konferensi pers acara MDRT Day Indonesia 2024 di Rumah AAJI, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024). 

Menurut catatan AAJI, dari total pendapatan premi Rp46 triliun pada kuartal I/2024, premi berdasarkan kanal distribusi keagenan turun dibandingkan kanal distribusi lainnya. Adapun premi berdasarkan kanal keagenan turun sebanyak 2,6% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp14,16 triliun dari sebelumnya Rp14,53 triliun. 

Sementara dari sisi bancassurance naik 0,5% yoy mencapai Rp19,09 triliun dari sebelumnya Rp19 triliun pada kuartal I/2023. Sementara distribusi alternatif kenaikannya mencapai 5,6% yoy menjadi Rp12,75 triliun dari Rp12,07 triliun. 

Togar pun melihat bahwa peran agen selalu dibutuhkan, namun demikian dia melihat di tengah kondisi ekonomi global yang tidak pasti lebih banyak nasabah yang wait and see. Hal tersebut juga terlihat dari turunnya premi individu yang turun pada kuartal I/2024. 

“Banyak nasabah atau calon nasabah yang wait and see. Karena situasi tadi [ekonomi],” ungkap Togar. 

Disisi lain, Vice Committee Chair of Million Dollar Round Table (MDRT) Day Indonesia 2024 yang juga praktisi agen asuransi Billy Pradipta menilai pergeseran asuransi unit linked ke tradisional menjadi salah satu tantangan bagi agen asuransi. Dia menyebut selama lima tahun ke belakang agen asuransi sudah terbiasa dengan produk unit linked yang sebelumnya sempat mendominasi industri asuransi jiwa. 

“Tapi sekarang harus di switch ke tradisional karena ini kan kebijakan dari OJK [Otoritas Jasa Keuangan] juga, mungkin agak sedikit kaget dari para pelaku ini yang mana biasa menjual unit linked harus menjual tradisional,” kata Billy ditemui usai acara konferensi pers MDRT Day 2024 di Jakarta, Senin (24/6/2026).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper