Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Macet Pinjol P2P di Atas 5%, CEO KoinWorks Ungkap Penyebab dan Mitigasi

Rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) dalam platform Koin P2P sebesar 7,33%, di atas ambang batas yang ditetapkan regulator sebesar 5%.
Koin P2P/koinp2p.com
Koin P2P/koinp2p.com

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan financial technology (fintech) lending PT Lunaria Annua Teknologi atau Koin P2P mencatatkan kredit macet di atas 5%. Perseroan pun memberikan penjelasan mengenai kondisi ini.

Berdasarkan keterangan di laman resminya, Rabu (19/6/2024) rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) dalam platform Koin P2P sebesar 7,33%. Hal tersebut menunjukkan tingkat kelalaian penyelesaian kewajiban kepada lender tinggi, sedangkan ambang batas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak lebih dari 5%.

CEO and Co-Founder of KoinWorks Benedicto Haryono mengungkap hal tersebut lantaran masih ada beberapa peminjam (borrower) yang bisnisnya terdampak.

“[Masalahnya] macam-macam, ada yang pabriknya pernah kebakaran. Ada yang owner-nya [pemiliknya] meninggal. Ada juga yang memang bisnisnya susah, ada juga,” kata Benedicto ditemui usai paparan ‘Impact Report KoinWorks 2nd Edition 2024 ‘Leveling Up’ the MSME Ecosystem’di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024). 

Tak hanya sampai situ, Benedicto menyebut tidak sedikit juga borrower yang terdampak tech winter. Dia menyebut bahwa untuk membantu para borrower, pihaknya juga telah menyediakan beberapa fasilitas yakni restrukturisasi kredit hingga keringan bunga. Pihaknya juga berkomitmen untuk menurunkan TWP90 di bawah 5%.

Terlebih dirinya tidak menampik bahwa regulator juga telah menanti-wanti Koin P2P terkait dengan angka kredit macet tersebut yang berada di atas 5%. Namun demikian, dia menyebut bahwa hal tersebut membutuhkan waktu. Pihaknya berharap dapat menekan angka kredit macet pada Oktober—November 2024. 

"Targetnya kami ingin di pertengahan tahun ini [TWP90 turun]. Namun kami mungkin melihat realitasnya pada Oktober--November," ungkapnya. 

Di sisi lain, Benedicto juga melihat bahwa penyaluran kredit fintech P2P lending berbeda dengan perbankan. Menurutnya tingkat risiko kredit P2P lending lebih besar, karena memberikan penyaluran ke pihak yang unbankable. Oleh sebab itu, apabila dibandingkan dengan perbankan dengan acuan 5%, tidak ideal. 

“Regulator memiliki guideline untuk perbankan 5%. Kami masuk segmen yang di bawah perbankan. By nature pasti risk-nya lebih tinggi. Kedua, sekarang masih ada peraturan yang hapus buku, hapus tagih. Tapi kalau kami main hapus tagih kan, orang-orang yang menghutang ke KoinWorks, itu kan tidak mengedukasi dengan  secara benar ya. Mereka tetap harus tanggung jawab terhadap financial burden-nya mereka, atau permintaan mereka,” tandasnya. 

OJK mencatat ada 15 penyelenggara fintech P2P lending yang memiliki TWP90 di atas 5%. Untuk diketahui, OJK menetapkan batas maksimal TWP90 atau kredit macet fintech P2P lending pada level 5%.

"Berdasarkan data posisi akhir April 2024, terdapat 15 penyelenggara fintech P2P lending yang memiliki TWP90 di atas 5%," ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK pada jawaban tertulis, Selasa (11/6/2024).

Jumlah pinjol dengan kredit macet di atas 5% tersebut menurun dibandingkan dengan posisi November 2023 yang sebanyak 19 pinjol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper