Peringatan Kredit Macet dari BI
Bank Indonesia (BI) melaporkan rasio kredit bermasalah (NPL), termasuk kredit macet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), membengkak pada paruh pertama 2024. Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan kredit ke segmen UMKM masih tumbuh 5,68% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2024.
"Sementara NPL UMKM naik menjadi 4% saat ini," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (17/7/2024). NPL UMKM memang membengkak sepanjang tahun berjalan atau dibandingkan Desember 2023 yang masih di level 3,71%.
Meski begitu, menurut Juda, perbankan sudah menyiapkan pencadangan yang cukup guna mengantisipasi dampak pembengkakan NPL segmen UMKM.
"Kabar baiknya, bank-bank yang saat ini banyak menyalurkan kredit ke UMKM kondisinya mereka punya CKPN [cadangan kerugian penurunan nilai] kuat untuk cover risiko kredit UMKM," tutur Juda.
Sejumlah perbankan pun memang telah mencatatkan peningkatan NPL UMKM mereka pada tahun ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan penyaluran segmen kredit mikro sebesar Rp59,2 triliun per Maret 2024, naik 10,5% yoy. Segmen usaha kecil mencapai Rp12,1 triliun, naik 5,4% yoy.
Lalu, segmen usaha menengah sebesar Rp8,3 triliun, naik 27,7% yoy. NPL secara bank only di ketiga segmen ini mencatatkan kenaikan. Segmen mikro memiliki NPL per Maret 2024 sebesar 2,69% dari 2,24%. Kemudian, segmen usaha kecil sebesar 5,44% dari 4,45%, dan usaha menengah menjadi 2,21% dari 2,06%.