4. Bank Neo
PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC membukukan penyusutan rugi bersih menjadi Rp6,16 miliar pada semester I/2024. Rugi ini makin kecil dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp326,78 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan kerugian Bank Neo Commerce didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 12,09% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,55 triliun dari sebelumnya Rp1,38 triliun.
Pendapatan nonbunga (fee based income/FBI) juga naik sebesar 16,98% yoy dari Rp42,46 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp51,15 miliar pada Juni 2024.
Pada periode ini, BBYB juga tercatat telah meyalurkan kredit sebesar Rp9,02 triliun tumbuh 1,6% apabila dibandingkan penyaluran kredit per 31 Mei 2024 sebesar Rp8,88 triliun.
Direktur Bisnis Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menjelaskan BNC akan terus memacu penyaluran kredit, salah satunya dengan menggenjot direct loan melalui aplikasi neobank.
“Penyaluran tersebut dilakukan dengan selektif untuk menjaga kualitas kredit dengan risiko yang dapat terkelola dengan baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/7/2024).
Baca Juga
5. Bank Amar
PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih Rp97,79 miliar pada semester I/2024, tumbuh 14,99% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu Rp85,04 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 34,55% yoy menjadi Rp540,57 miliar dari sebelumnya Rp401,75 miliar.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) AMAR pun meningkat 557 basis poin (bps) ke level 22,9% dari 17,33%.
Bank juga membukukan pendapatan berbasis komisi alias fee based income yang naik 339,55% yoy menjadi Rp1,37 miliar per Juni 2024, dari sebelumnya Rp311 juta. Kemudian, pendapatan lainnya tumbuh 34,92% yoy menjadi Rp214,86 miliar dari sebelumnya Rp159,27 miliar.
Selanjutnya, dari sisi intermediasi, AMAR telah menyalurkan kredit 25,25% yoy menjadi Rp2,81 triliun dari sebelumnya Rp2,24 triliun. Namun, aset bank mengalami penyusutan tipis 1,46% menjadi Rp4,6 triliun dari sebelumnya Rp4,67 triliun
Seiring dengan kenaikan kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross berada di level 8% dari sebelumnya 7,33%. Meski demikan, NPL net susut menjadi 1,21% dari 1,84%.
Dari sisi pendanaan, AMAR telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp886,9 miliar pada semester I/2024, turun 19,45% yoy dari sebelumnya Rp1,1 triliun. Sedangkan, dana murah alias current account saving account (CASA) mengalami kenaikan 38,3% yoy menjadi Rp244,09 miliar dari sebelumnya Rp176,49 miliar.
6. Bank Jago
PT Bank Jago Tbk. (ARTO) telah mencetak laba bersih senilai Rp49,96 miliar pada paruh pertama tahun ini atau semester I/2024, naik 23,32% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp40,51 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, Bank Jago sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 14,94% yoy menjadi Rp708,07 miliar pada kuartal II/2024. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun merosot dari 10,46% per Juni 2023, menjadi 7,32% per Juni 2024.
Namun, bank mampu menekan beban operasional dari Rp787,74 miliar per Juni 2023, menjadi Rp643,05 miliar per Juni 2024.
Alhasil, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun menurun dari 95,86% pada Juni 2023 menjadi 93,78% pada Juni 2024. Semakin susut rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
"Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik," kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan tertulis pada Jumat (26/7/2024).
Dari sisi intermediasi, Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun pada kuartal II/2024, melesat 40% yoy. Aset emiten bank digital berkode ARTO ini pun menjadi Rp24,2 triliun per kuartal II/2024, tumbuh 29% yoy.
Dari sisi pendanaan, Bank Jago telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp14,8 triliun per kuartal II/2024, tumbuh 47% yoy.