Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp10,7 triliun pada semester I/2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, laba ini tumbuh 3,8% secara tahunan (YoY) dari Rp10,3 triliun.
Berdasarkan presentasi keuangan, pada semester I/2024, BBNI tercatat menyalurkan kredit senilai Rp726,98 triliun, naik 11,71% YoY dari Rp650,77 triliun. Sementara, himpunan DPK tercatat tumbuh 0,96% YoY dari Rp765 triliun menjadi Rp772,32 triliun.
Dana murah atau current account saving account (CASA) bank juga naik 2,51% yoy menjadi Rp545,69 triliun dari sebelumnya Rp532,34 triliun.
Sementara itu, dilansir dari laporan keuangannya, BNI membukukan penyusutan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 7,43% yoy menjadi Rp19,07 triliun pada semester I/2024 dari sebelumnya Rp20,6 triliun pada semester I/2023.
Penyusutan NII disebabkan beban bunga yang membengkak 35,17% yoy menjadi Rp13,1 triliun dari sebelymnya Rp9,69 triliun. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun susut dari 4,58% pada Juni 2023 ke level 4,02% pada Juni 2024.
Meski begitu, laba bank terdorong oleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang meningkat 5,74% yoy menjadi Rp4,96 triliun pada semester I/2024 dari sebelumnya Rp4,69 triliun. Pendapatan lainnya pun tumbuh signifikan 27,03% yoy menjadi Rp2,86 triliun dari sebelumny Rp2,25 triliun.
Baca Juga
Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) pun menyusut dari Rp4,53 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp3,38 triliun pada semester I/2024.
Seiring dengan kenaikan kredit, aset pun ikut terkerek menjadi Rp1.072,45 triliun pada Juni 2024 naik 4,62% yoy dari Rp1.025,09 triliun pada Juni 2023. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross juga turun menjadi 1,98% dari 2,45%. NPL net juga stagnan di level 0,62%.