Bisnis.com, DENPASAR - Penyaluran kredit perbankan di Bali pada Agustus 2024 mencapai Rp108,42 triliun atau tumbuh 7,19% YoY, melonjak dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,20% (YoY).
Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan pertumbuhan kredit masih didorong oleh peningkatan nominal kredit investasi yang bertambah sebesar Rp5,58 triliun atau tumbuh 20,67% (YoY). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha atau kredit konsumtif sebesar 34,68% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 30,33%.
Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor penerima kredit bukan lapangan usaha yang bertambah sebesar Rp1,75 triliun atau tumbuh 4,99% (YoY), serta sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1,43 triliun atau tumbuh 4,67%.
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,92% kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 7,67% (YoY).
Puji menjelaskan kinerja industri jasa keuangan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2024.
Baca Juga
"Tumbuh positifnya kredit per Agustus 2024 mendukung perkembangan perekonomian Provinsi Bali yang tumbuh sebesar 5,36% (YoY) di kuartal II/2024. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Bali kembali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang sebesar 5,05% dan menempatkan Bali berada di posisi ke-7 tertinggi secara nasional," jelas Puji dari keterangan resminya, Jumat (23/8/2024).
Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 3,32%, walaupun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi Juni 2023 yang sebesar 2,94%, tetapi menunjukkan penurunan dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 3,44%. Sementara itu NPL net berada di posisi 2,17%, juga menurun dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 2,29%.
Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 15,03%dari sebelumnya 26,52% pada Juni 2023.
Puji menjelaskan OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.
Kemudian penghimpunan dana nasabah atau DPK mencapai Rp182,21 triliun dan melanjutkan catatan pertumbuhan double digit dengan tumbuh 18,29% (YoY).
Walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,02% (YoY). Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Juni 2023 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp16,03 triliun.