Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN (BBTN) Ketiban Cuan dari Garap Proyek Prabowo-Gibran, Benarkah?

Pemerintah memerlukan skema pembiayaan baru untuk penurunan backlog perumahan dengan cepat.
Paparan Kinerja BTN kuartal I/2024/Istimewa
Paparan Kinerja BTN kuartal I/2024/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengakui market kredit pemilikan rumah (KPR) akan terkerek seiring target yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo-Gibran yakni 3 juta unit rumah.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Satgas Perumahan sedang melakukan pembahasan terkait program ini. Adapun, target membangun tiga juta unit rumah ini, memang tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan program perumahan era Presiden Joko Widodo.

"Kami sedang intens diskusikan termasuk equity bank-bank yang akan menyalurkan KPR. Kalau market KPR dengan prioritas pemerintah yang baru nanti most likely akan tumbuh tiga kali lipat,” ujarnya dalam Public Expose Live, Selasa (27/8/2024).

Adapun, dia menyebut program ini telah menjadi salah satu prioritas, selain isu terkait gizi, pendidikan, pertanian dan lain sebagainya.

Nixon melihat program pembangunan 3 juta rumah sebagai peluang besar untuk bank. Ke depan, perseroan akan menghitung seberapa besar kemampuan pemasokan likuiditas maupun ekuitas. Pada tahun pertama, BTN akan melakukan kajian, termasuk melihat seberapa besar peningkatan subsidi yang diberikan pemerintah.

Nantinya, perumahan yang terbangun ada di tiga titik, yakni desa, daerah urban dan perkotaan. Di sisi lain, Nixon juga menyampaikan sebagai penyalur KPR dan pembiayaan rumah subsidi, pihaknya berkomitmen memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mengurangi backlog perumahan.

Kedua skema subsidi baru tersebut yakni Skema Tiering Suku Bunga/Margin dan Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Dana Abadi.

Nixon menjelaskan dalam skema pertama, suku bunga akan dikelompokkan berdasarkan desil (pemeringkatan kesejahteraan) pendapatan MBR. Suku bunga dalam skema ini akan disertai dengan durasi subsidi yang lebih pendek dibandingkan masa tenor.

Sedangkan dalam skema kedua, pemerintah memerlukan skema pembiayaan baru untuk penurunan backlog perumahan dengan cepat. Di mana, skema ini akan mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah.

“Saat ini kami masih mendiskusikan rincian kedua skema tersebut dengan para pemangku kepentingan. BTN optimistis dengan kapabilitas kami untuk mendukung program pemerintah yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat banyak,” tutur Nixon.

Tercatat, BTN telah pertumbuhan kredit sebesar 14,4% year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp352,06 triliun hingga Juni 2024, ditopang oleh penyaluran kredit perumahan dan kredit bermargin tinggi (high yield loan).

Dari sisi pendanaan, BTN telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp365,3 triliun per Juni 2024, atau tumbuh sebesar 16,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.“Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tercatat berada di atas level industri, dengan didominasi oleh penyaluran KPR dan pembiayaan skema subsidi,” ujar Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper