Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sokongan Ekosistem di Balik Kinerja Bank Raya (AGRO) dan Bank Jago (ARTO)

Kinerja bank digital, seperti Bank Raya (AGRO) dan Bank Jago (ARTO) tak lepas dari dukungan ekosistem yang dimiliki masing-masing.
Ilustrasi bank digital/Freepik
Ilustrasi bank digital/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital mencatatkan kinerja moncer pada paruh pertama tahun ini, tak terkecuali PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Kinerja bank digital tersebut tak lepas dari dukungan ekosistem yang dimiliki masing-masing perseroan.

Sebagai informasi, Bank Raya merupakan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), sedangkan Bank Jago disokong oleh ekosistem GoTo melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay yang memiliki 21,4% saham ARTO.

Bank Raya membukukan laba bersih sebesar Rp20 miliar pada semester I/2024, tumbuh 115,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, Bank Jago mencetak laba bersih senilai Rp49,96 miliar atau naik 23,32% pada periode yang sama. 

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menjelaskan bahwa model bisnis kolaborasi digital dengan ekosistem GoTo yang terdiri dari Gojek, GoPay, Tokopedia-TikTok; serta ekosistem keuangan digital Bibit dan Stockbit telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perseroan.

Per Juli 2024, pihaknya mencatatkan bahwa jumlah nasabah telah melampaui 10 juta orang. Ekosistem digital menyumbang sekitar 66% dari total nasabah Bank Jago hingga saat ini.

“Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta,” katanya dalam Public Expose Live 2024 secara daring, Kamis (29/8/2024).

Selain itu, pihaknya juga mengembangkan Jago App yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah pengguna, mulai dari layanan keuangan hingga investasi.

Arief menambahkan, pertumbuhan pengguna Jago App sejalan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir semester II/2024, atau tumbuh 47% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,1 triliun merupakan dana murah atau current account and savings account (CASA). Sisanya, sebanyak 39% atau Rp 5,7 triliun, merupakan term deposit (TD) atau simpanan berjangka.

“Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago akan terus-menerus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut merupakan landasan dan momentum yang kuat untuk bertumbuh lebih besar lagi,” tukas Arief.

Pada kesempatan lain, Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia juga menjelaskan peran ekosistem grup BRI terhadap kinerja perusahaan.

Sebagai digital attacker dari BRI Group, dia meyakini bahwa Bank Raya memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan bank digital lainnya.

“Yang pertama kami adalah bank digital dengan jaringan O2O [online to offline] yang kuat di seluruh Indonesia, karena kami memiliki lebih dari 900.000 access point,” katanya dalam sesi tanya jawab Public Expose Live 2024 secara daring, Selasa (27/8/2024).

Keunggulan berikutnya adalah keberadaan produk digital komprehensif lintas segmen yang dimiliki Bank Raya. Menurut Bagus, bisnis keagenan menjadi andalan pihaknya dalam menyongsong pertumbuhan bisnis ke depan.

Pertumbuhan bisnis pun digalakkan dengan skema eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi dilakukan untuk membangun pertumbuhan bisnis di luar dan di dalam ekosistem BRI Group, sementara eksploitasi merujuk pada peningkatan pengelolaan sumber daya yang telah ada dalam ekosistem bank pelat merah itu.

Hal tersebut juga mencakup sinergi dengan BRI Group dalam melayani segmen usaha mikro, kecil, dan menengah alias UMKM dengan produk-produk dan jasa perbankan digital terkait.

“Selanjutnya ada perbaikan berkesinambungan dari business enabler. Kami lakukan perbaikan-perbaikan sumber daya manusia, manajemen risiko untuk mendukung pertumbuhan bisnis kami yang solid dan berkesinambungan,” tutup Bagus.

Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga menyampaikan bahwa dukungan ekosistem induk usaha berperan penting bagi kinerja bank digital.

“Ekosistem bank sudah terbentuk karena ada induk usaha, seperti Bank Raya dan Blu [bank digital BCA],” ujarnya.

Menurutnya, jika bank mampu melakukan efisiensi dengan baik, maka potensi untuk meraup keuntungan lebih besar akan kian terbuka pada masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper