Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memprediksi bahwa Federal Reserve alias The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September ini.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan bahwa ruang bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut untuk menurunkan Fed fund rate (FFR) terbuka lebar berkat data teranyar tentang inflasi dan pengangguran AS yang dinilai lebih moderat.
“BNI melihat The Fed akan menurunkan FFR sebesar 25—50 bps lagi pada bulan November-Desember tahun ini,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (11/9/2024).
Royke menjelaskan, kondisi tersebut juga diikuti oleh stabilnya nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, hal ini juga berpotensi memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan BI rate alias suku bunga acuan pada rentang yang sama, yakni 25 hingga 50 bps.
Selain itu, penurunan suku bunga instrumen operasi moneter, tak terkecuali Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dinilai akan berpengaruh terhadap kinerja bank pada kuartal keempat tahun ini.
Baca Juga
“Maka, tekanan likuiditas ketat serta cost of fund [biaya dana] perbankan diperkirakan dapat berkurang,” tutup Royke.
Berdasarkan catatan Bisnis, The Fed masih menahan suku bunga acuan pada kisaran 5,25%—5,5% dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Sementara itu, BI juga menahan suku bunga acuan pada level 6,25%.
Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat (23/8/2024) lalu mengatakan bahwa sudah waktunya bagi The Fed untuk untuk memangkas suku bunga acuannya.
Pernyataan ini menegaskan ekspektasi bahwa pihaknya akan mulai melonggarkan kebijakan suku bunga dan memperjelas niatnya untuk menahan pelemahan pasar tenaga kerja.
"Waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri. Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta laju penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," jelas Powell seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (24/8/2024).