Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melaporkan bahwa perseroan telah menyelesaikan periode buyback sejak periode 16 Maret 2023 sampai dengan 15 September 2024. Perseroan telah membeli kembali sebanyak 40.514.600 saham.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan sesuai keputusan RUPS, seluruh saham hasil buyback telah digunakan untuk program kepemilikan saham bagi pegawai dan program kepemilikan saham bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
“Pelaksanaan Buyback tidak memengaruhi kegiatan usaha dan pertumbuhan perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (17/9/2024).
Pasalnya, kata Okki, BNI memiliki modal dan cash flow yang baik untuk melakukan seluruh kegiatan usaha, kegiatan pengembangan usaha, termasuk buyback itu sendiri.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa pelaksanaan buyback dan pengalihan saham hasil buyback dalam bentuk program kepemilikan saham bagi pegawai dan program kepemilikan saham bagi Direksi dan Dewan Komisaris telah dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
“Dan merupakan bentuk implementasi dari remunerasi berbasis kinerja, sehingga tidak mengurangi kepercayaan investor kepada perseroan,” katanya.
Baca Juga
Hal tersebut juga tecermin dari terjaganya valuasi saham perseroan dengan price to book value (PBV) yang meningkat dari 1,20x pada posisi 15 Maret 2023 saat perseroan mendapat persetujuan pelaksaan buyback di RUPST, menjadi 1,40x pada posisi 13 September 2024. Pada posisi yang sama, harga saham perseroan meningkat dari Rp4.400 per lembar menjadi Rp5.625 per lembar.
Sebagaimana diketahui, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 BNI menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor atau setara dengan Rp905 miliar.
Pembelian kembali saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan diselesaikan paling lama 18 bulan sejak tanggal RUPST yang menyetujui pelaksanaan buyback.
Saat itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, buyback disiapkan perseroan dengan tujuan untuk mengimbangi tekanan jual di pasar saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berfluktuasi.
Buyback saham itu juga dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada investor. Perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental yang terus membaik.
"Rencana buyback juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa perseroan memiliki optimisme yang tinggi terhadap fundamental yang terus membaik, sehingga harga saham saat ini masih memiliki potensi untuk naik," kata Novita dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/3/2023).