Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) telah menyalurkan kredit berkelanjutan senilai Rp56,4 triliun pada semester I/2024.
Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei menyebut bahwa jumlah tersebut mencakup sekitar 26% dari total pembiayaan yang disalurkan bank, sekaligus menjadi bentuk praktek bisnis yang sesuai dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola.
“Hal ini merupakan bukti komitmen CIMB Niaga untuk tidak sekadar mengejar profit, namun juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang,” katanya dalam konferensi pers di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Dia melanjutkan, perseroan juga mendukung transisi berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon, sebagaimana cita-cita yang termaktub dalam Perjanjian Paris 2016 soal perubahan iklim dan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan pada level global.
Selain dari sisi pembiayaan dan produk lainnya, Fransisca menjelaskan bahwa prinsip keberlanjutan telah diterapkan pada operasional perseroan. Contohnya antara lain melalui digitalisasi, penggunaan panel surya sebagai sumber energi listrik, hingga menerapkan waste management.
Pada awal bulan ini, pihaknya juga kembali menghelat The Cooler Earth (TCE) Sustainability Series 2024 sebagai salah satu perwujudan gaya hidup ramah lingkungan.
Baca Juga
“Diharapkan rangkaian acara ini dapat menginspirasi lebih banyak masyarakat untuk konsisten menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan,” tutupnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, CIMB Niaga membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik secara konsolidasi sebesar Rp3,41 triliun pada semester I/2024, tumbuh 5,38% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sebelumnya Rp3,23 triliun.
Dari sisi intermediasi, BNGA telah menyalurkan kredit Rp158,99 triliun per Juni 2024, naik 3,89% yoy. Pembiayaan pun tumbuh pesat hingga 11,61% menjadi Rp58,08 triliun.
Alhasil, aset perseroan ikut terkerek menjadi Rp346,69 triliun dari sebelumnya Rp329,68 triliun. Kualitas aset pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menyusut menjadi 2,15% dari 2,53%, sejalan dengan NPL nett berada yang berada pada level 0,79% dari 0,75%.