Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Temuan Peneliti UI Soal Jaminan Sosial di BPJS Kesehatan

Peneliti Universitas Indonesia (UI) mengklaim berdasarkan penelitiannya bahwa peningkatan peserta JKN sebesar 1% mampu menurunkan kemiskinan 2,9%.
Karyawan melayani peserta di salah satu kantor cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani peserta di salah satu kantor cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dinilai mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan studi yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dengan menggunakan metodologi ekonometrika dan simulasi. 

Peneliti LPEM FEB UI Jahen F. Rezki mengungkapkan pihaknya menemukan semakin tinggi masyarakat yang tergabung dalam program JKN BPJS Kesehatan akan menurunkan tingkat kemiskinannya.

“Kenapa? Karena masyarakat semakin mampu untuk me-reduce gap yang terjadi antara mereka yang kaya dengan miskin, masyarakat tadi bisa meningkatkan expenditure [pengeluaran untuk hal lain],” kata Jahen dalam peluncuran buku tabel morbiditas penduduk Indonesia yang digelar BPJS Kesehatan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta, Senin (11/11/2024). 

Jehan mengatakan penelitian yang dilakukan oleh LPEM FEB UI menunjukan bahwa kenaikan 1% perserta aktif akan menurunkan kemungkinan tingkat kemiskinan sebanyak 2,6– 2,9%. Oleh sebab itu, lanjut Jehan, salah satu cara Pemerintah untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia adalah dengan meningkatkan jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan.

Sampai dengan September 2024, peserta BPJS Kesehatan mencapai sebanyak 277,14 juta peserta. Dengan adanya program JKN, masyarakat dapat mengalokasikan uang yang biasanya digunakan untuk membayar biaya kesehatan ke kebutuhan lain, seperti jasa dan pendidikan.

“Di awal, saya menjelaskan bahwa dengan adanya program JKN, perekonomian secara keseluruhan mampu tumbuh. Jumlah lapangan kerja juga meningkat, dan dari segi kemiskinan, kami menemukan bahwa semakin banyak orang yang terbantu berkat program ini. Pengeluaran out of pocket [pengeluaran langsung dari kantong pribadi] untuk biaya kesehatan semakin berkurang, sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain,” jelasnya.

Terakhir dari segi ekonometrik, Jehan mengatakan pihaknya melihat bahwa masyarakat dapat mengurangi pengeluaran mereka untuk penyakit-penyakit yang berbiaya mahal atau katastropik. Menurutnya orang bisa saja jatuh miskin, karena adanya faktor biaya kesehatan yang sangat mahal. 

Jadi, lanjut Jehan, studi tersebut juga menemukan bahwa ketika semakin banyak orang tergabung dalam program BPJS Kesehatan, maka kemungkinan masyarakat harus mengeluarkan uang untuk penyakit katastropik akan turun secara signifikan. 

Pihaknya juga mencoba melakukan simulasi berapa banyak masyarakat miskin yang bisa diselamatkan dengan adanya program JKN BPJS Kesehatan. Pada 2022, apabila tidak ada program JKN, maka jumlah orang miskin itu adalah sekitar 32 juta orang. 

“Dengan adanya program JKN, jadi masyarakat bisa menggunakan uangnya untuk kebutuhan yang lain, bisa meningkatkan expenditure-nya, maka mampu membantu sekitar 5,7 juta orang untuk keluar dari kemiskinan. Jadi, secara agregat, tingkat kemiskinan yang muncul karena adanya program JKN lebih rendah, jadi 26,3 juta orang,” ungkapnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper