Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa bank-bank BUMN masih mendominasi penyaluran kredit terhadap segmen UMKM per semester I/2024.
Berdasarkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) kuartal II/2024, bank pelat merah menempati 62,69% dari baki debet pembiayaan UMKM nasional yang mencapai Rp1.471,58 triliun pada Juni 2024.
“Sebagian besar kredit UMKM disalurkan oleh BUMN yang tumbuh 4,75% [year on year/YoY], melambat dari tahun sebelumnya sebesar 8,42% YoY,” tulis OJK dalam laporannya, dikutip pada Selasa (19/11/2024).
Secara nominal, persentase itu setara dengan Rp992,47 triliun, lebih banyak dibandingkan dengan Rp880,62 triliun pada Juni 2023.
Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM kelompok bank swasta tercatat senilai 5,23% YoY hingga mencapai Rp435,01 triliun pada periode yang sama. Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga membukukan pertumbuhan positif 15,88% dengan nilai Rp114,03 triliun.
Dengan demikian, bank swasta menempati porsi 29,56% dari penyaluran kredit secara nasional, sedangkan BPD sebesar 7,75%.
“Di sisi lain, kredit UMKM kelompok bank asing masih terkontraksi 13,68% YoY dan sudah membaik dibanding tahun sebelumnya yang terkontraksi -15,27% ,” sambungnya.
Adapun, laporan yang sama juga memuat kondisi kredit UMKM dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menunjukkan bahwa realisasi penyaluran kredit untuk wong cilik ini mencapai Rp141,71 triliun pada Juni 2024.
Jumlah itu setara dengan 50,61% dari target kredit UMKM sebesar Rp280 triliun kepada 2,39 juta debitur bank maupun non-bank.
“Sebagian besar KUR disalurkan kepada KUR Mikro sebesar Rp95,14 triliun [67,14%], diikuti KUR Kecil Rp45,95 triliun [32,43%], KUR Super Mikro Rp599,25 miliar [0,42%], dan KUR Pekerja Migran Indonesia Rp16,50 miliar [0,01%],” pungkas keterangan OJK.
Sebelumnya, dari sisi pemain, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso menyebut bahwa BRI akan tetap berfokus pada segmen UMKM, apa pun situasi ekonomi yang terjadi.
Dia menekankan bahwa porsi pembiayaan UMKM di BRI tidak akan turun di bawah 80% dari total kredit yang disalurkan.
“Dalam situasi sulit di UMKM, tetap saya targetkan porsi kita [kredit UMKM] minimal 80%,” ujarnya sebagaimana dikutip pada Kamis (14/11/2024).