Bisnis.com, Jakarta –- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mengincar pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan transaksi dana murah melalui ekspansi digital pada 2025.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan bahwa tantangan likuiditas perbankan akibat ketidakpastian global harus diantisipasi dengan strategi terukur. ”Tantangan ke depan dari ketidakpastian global menyebabkan tekanan nilai tukar rupiah dan likuiditas. BNI telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya dengan meningkatkan dana murah lewat ekspansi digital perbankan,” kata Royke dalam keterangan tertulis, Kamis (2/1/2024).
Secara keseluruhan, fokus BNI pada tahun ini mencakup transformasi kantor cabang, peningkatan produktivitas pegawai, pertumbuhan tabungan melalui transaksi, penguatan ekosistem digital untuk CASA dan pendapatan berbasis komisi (fee-based income), serta perbaikan kualitas kredit.
Baca Juga
Sementara itu pada 2024, BNI mencatat pertumbuhan kredit segmen konsumer sebesar 14,6% year on year (YoY), didorong oleh produk Personal Loan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan kartu kredit. Sementara itu, kredit segmen korporasi tumbuh 15,1% YoY, dengan kontribusi besar dari perusahaan BUMN dan swasta.
Di sisi digital, peluncuran aplikasi wondr by BNI pada Juli 2024 turut meningkatkan transaksi dana murah ritel. Aplikasi ini telah digunakan lebih dari 5 juta pengguna dengan tingkat aktivitas dua kali lipat dibandingkan aplikasi sebelumnya. Selain itu, BNIdirect yang ditingkatkan pada Oktober 2024 memperkuat layanan untuk segmen korporasi.
BNI juga membuka Kantor Luar Negeri di Sydney pada September 2024, sekaligus memindahkan kantor di Singapura ke lokasi strategis di Raffles Place dengan hak penamaan gedung BNI Tower.