Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah membukan laba bersih senilai Rp872 miliar pada akhir 2024.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan kinerja solid dibukukan di tengah aksi korporasi perseroan untuk menyapih unit usaha syariah tersebu menjadi bank umum syariah. Aksi ini ditargetkan rampung pada 2025.
"BTN Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp872 miliar pada akhir 2024, meningkat 24,2% yoy dari tahun 2023 sebesar Rp702 miliar," ujar Nixon dalam keterangan resmi, Selasa (11/2/2025).
Nixon merinci peningkatan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 18,3% yoy menjadi Rp44 triliun dibandingkan Rp37 triliun pada 2023. Sementara itu, pertumbuhan double digit juga terlihat dalam perolehan DPK, yang mencapai 18,7% yoy menjadi Rp50 triliun.
Pencapaian di sisi pembiayaan dan DPK tersebut menopang peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun pada akhir 2024, naik 11,6% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun.
“Pertumbuhan bisnis syariah yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah,” pungkas Nixon.
Adapun, pada periode yang sama BTN membukukan laba bersih senilai Rp3 triliun dengan aset Rp469,61 triliun.
Sebagai informasi, pada 2023 BTN meraih laba bersih senilai Rp3,5 triliun. Adapun, aset pada tahun lalu itu tumbuh 7% YoY dari Rp438,75 triliun.
Dari sisi intermediasi, BTN membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.
Di sisi perolehan dana masyarakat, pada 2024 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1% yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp349,93 triliun.
Sebelumnya, BTN telah mengumumkan rencana pengambilalihan atau akuisisi Bank Victoria Syariah sebagai bagian dari proses spin off UUS BTN atau BTN Syariah.
Dalam aksi korporasi ini disebutkan BTN akan melaksanakan pengambilalihan yang diusulkan dengan cara membeli saham sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 100% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Victoria Syariah.
Sebagai informasi, struktur kepemilikan saham Bank Victoria Syariah sebelum dilakukan pengambilalihan yaitu VICO sebanyak 80,18%; BVIC sebesar 19,81%, dan BHP Jakarta sebesar 0,0016%.
Usai aksi akuisisi diproyeksikan struktur kepemilikan saham Bank Victoria Syariah sepenuhnya atau 100% digenggam oleh BBTN.
Dalam rancangan pengambilalihan juga dijelaskan tujuan aksi tersebut. Dari sisi BTN, perseroan memandang perlu melakukan peningkatan atas layanan perbankan syariah yang selama ini disediakan oleh Unit Usaha Syariah BTN.