Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan Big Data memberikan banyak dampak positif untuk sektor keuangan, seperti mempercepat transaksi finansial dan mempermudah akses pembiayaan. Namun, ketika tidak dimanfaatkan dengan bijak, kemudahan yang ditawarkan dapat memberikan tantangan tersendiri bagi pengguna.
Untuk mengatasi hal tersebut, Fathan Faruqi, Content and Channel Manager AdaKami, menyampaikan bahwa pengguna harus memiliki pemahaman dan mindset yang tepat.
“Kita harus memiliki pemikiran strategis, seperti tujuan penggunaan berbagai fasilitas yang telah menyediakan banyak kemudahan seperti AI dan Big Data ini. Kalau mindset kita masih ingin sesuatu yang instan, maka lama-kelamaan kita akan memiliki ketergantungan pada hal-hal instan tersebut,” ujar Fathan dalam program Ngobrol Asyik bertajuk Kemudahan dalam Satu Genggaman Teknologi di media sosial Instagram Bisnis.com baru-baru ini.
Dalam konteks Indonesia, Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024 yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menyebutkan bahwa Gen-Z, atau mereka yang lahir pada 1997-2012, menjadi grup pengguna piranti digital terbesar dengan tingkat penetrasi 34,4%, diikuti generasi milenial, yang lahir di antara 1981-1996, sebesar 30,62%.
Adapun dari sisi literasi finansial, berdasarkan data hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS), generasi muda pada kelompok 18—25 tahun dan 26—35 tahun termasuk pada kelompok dengan indeks literasi keuangan tertinggi, dengan di mana masing-masing kelompok telah mencapai 70,19% dan 74,82%.
Dengan semakin luasnya adopsi peranti digital dan akses terhadap internet, semakin penting bagi masyarakat untuk memiliki mindset yang tepat dan kesadaran untuk memanfaatkan layanan berbasis teknologi dengan baik.
Fathan menyampaikan bahwa AdaKami sebagai penyedia layanan fintech lending menyadari pentingnya melakukan edukasi agar generasi muda bisa memiliki mindset yang tepat dan dapat memaksimalkan penggunaan teknologi.
“Kami mengetahui bahwa kejahatan siber, baik scam ataupun phishing, terus berkembang. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan masyarakat bisa memiliki mindset yang tepat dan memanfaatkan teknologi dengan baik,” ujar Fathan di kesempatan terpisah.
Fathan menyebutkan bahwa AdaKami berupaya melakukan edukasi dalam berbagai format, mulai dari diskusi langsung dengan masyarakat maupun lewat berbagai program di media sosial.
Edukasi terkait literasi finansial dikemas oleh AdaKami dalam kampanye #GenerasiBijakFinansial, sementara untuk edukasi literasi digital serta peningkatan kewaspadaan terkait modus fraud maupun upaya menanggulanginya (anti fraud) dikemas dalam kampanye #SelaluWaspada. Semua kegiatan ini diupayakan agar Gen Z bisa memiliki pemahaman yang baik akan layanan AdaKami yang memanfaatkan AI dan Big Data terkini.
Senada dengan Fathan, Anjas Maradita, AI Content Creator & Developer, juga menekankan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, memerlukan pemahaman akan cara kerja layanan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, teknologi ini mampu membantu pengguna dalam mengembangkan skill dan kemampuan, sehingga mendapatkan manfaat yang paling maksimal.
“Pemanfaatan teknologi saat ini semakin mudah dan terjangkau. Lewat AI, kini tersedia banyak opsi yang memberikan beragam manfaat. Misalnya sebagai analis, yang kebutuhannya adalah Big Data, atau kebutuhan sebagai content creator yang tidak membutuhkan Big Data, sehingga harus selektif dan strategis dalam memanfaatkannya sesuai kebutuhan sehingga mendapatkan manfaat paling maksimal,” tambah Anjas.
Anjas juga mengajak generasi muda untuk mempelajari AI dan beradaptasi dengan AI yang dapat dimulai dari opsi AI yang paling mudah digunakan. “Pada 2030, kita baru terasa, di mana orang yang tidak belajar atau beradaptasi akan tertinggal 10—15 langkah di bawahnya dan itu berbahaya, maka dari itu, dengan mempelajari aspek-aspek lain dari AI, pasti akan mendatangkan manfaat pula,” paparnya. (*)