Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Rupiah Tetap Stabil, BI Intervensi di Pasar Setiap Hari

Bank Indonesia melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). / Bisnis-Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pihaknya terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan dolar yang tetap menguat akibat kebutuhan surat utang AS yang tinggi.

Pasalnya dengan proyeksi defisit fiskal AS tahun ini yang sebesar 7,7% dan tahun depan meningkat menjadi 8,8%, menyebabkan imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS alias US Treasury tetap tinggi. 

Sejalan dengan hal tersebut, Indeks dolar (DXY) yang juga tetap menguat dan memberi tekanan terhadap rupiah. Untuk itu, Perry menegaskan bahwa bank sentral perlu terus menjaga rupiah tetap stabil sesuai fundamentalnya. 

“BI selalu berada di pasar dan setiap hari kami intervensi agar rupiah stabil,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025). 

Pada dasarnya BI melakukan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. 

Hasilnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Februari 2025 (hingga 18 Februari 2025) menguat sebesar 0,15% (ptp) dibandingkan dengan level nilai tukar akhir Januari 2025. 

Perkembangan tersebut sejalan konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta didukung oleh aliran masuk modal asing yang masih berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang menarik, serta prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik. 

Meski menguat, membandingkan dengan akhir Desember 2024, rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah sebesar 1,06% year to date (YtD). 

Pada penutupan perdagangan Rabu (19/2/2025), rupiah melemah 46,5 poin atau 0,29% ke level Rp15.324 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS melemah 0,08% ke 106,96.

Perry menyampaikan secara umum kondisi rupiah masih stabil meski terpantau tertahan di atas Rp16.000 per dolar AS. 

Adapun stabil yang Perry maksud, yakni setara atau sejalan dengan mata uang negara-negara berkembang yang menjadi peer grup Indonesia seperti China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, India, dan Singapura

“Itulah kenapa kami terus berada di pasar menjaga nilai tukar rupiah pada saat gejolak global itu terus-terusan dan itu komitmen kami menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan Alhamdulillah rupiah bergerak stabil bahkan di Februari itu menguat,” tuturnya. 

Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik. 

Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah. 

"Penguatan kebijakan Pemerintah terkait DHE SDA yang berlaku mulai 1 Maret 2025 dipkirakan akan turut mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," ujar Perry. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper