Bisnis.com, JAKARTA – Laba setelah pajak industri asuransi umum berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2024 tercatat negatif. Meski begitu, pada periode tersebut perusahaan asuransi umum PT Asuransi Tokio Marine Indonesia mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp297 miliar, tumbuh 22,1% year on year (YoY)
Dita Anggrawati, Head of Corporate Planning Tokio Marine Indonesia mengatakan capaian laba tersebut sejalan dengan kinerja pada hasil underwriting yang juga tumbuh 14,6% yoy menjadi Rp629 miliar.
"Untungnya di bottom line hasil underwriting itu kami di 2024 mencatatkan rekor baru, hasil underwriting tertinggi buat Tokio Marine. Ini yang mungkin yang agak berbeda dengan market, kalau market labanya minus, tapi Tokio Marine berbeda. Ini yang membedakan antara Tokio Marine dengan perusahaan lain, yang membedakan Tokio Marine dengan tren market," kata Dita saat ditemui di kantor Tokio Marine, Jakarta, Rrabu (19/2/2025).
Dari sisi pendapatan, per Desember 2024 Tokio Marine mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp2,3 triliun, tumbuh 3,1% yoy. Dita mengatakan pasar asuransi mengalami tantangan berat khususnya sejak pertengahan 2024. Hal itu juga dirasakan Tokio Marine sehingga walaupun bertambah, pertumbuhan pendapatan premi hanya tumbuh single digit.
"Tapi ini adalah perbaikan jika dibandingkan kinerja Tokio Marine 2023. Karena 2023 kami mengalami negatif growth, tapi di 2024 masih bisa positif," ujarnya.
Pendapatan premi Tokio Marine tersebut masih didominasi oleh tiga lini bisnis, yaitu asuransi harta benda dengan market share 41,4%, asuransi pengangkutan 31,1% dan asuransi kendaraan bermotor 12%.
Dita mengakui pasar otomotif yang lesu dalam dua tahun terakhir juga berdampak pada asuransi kendaraan bermotor Tokio Marine. Selain itu, pengaruh penurunan daya beli masyarakat menurutnya juga turut menjadi tantangan tersendiri.
Meski berhasil mencatat kinerja keuangan yang cukup memuaskan tahun lalu, Dita mengakui hal itu tidak gampang didapatkan.
"Secara top line [pendapatan premi] kita cukup struggle, terasa sekali penurunan daya beli masyarakat, berdampak," ujarnya.
Sementara di 2025 ini, Dita mengatakan presentase lini bisnis dalam portofolio pendapatan premi Tokio Marine tidak akan banyak berubah. Tokio Marine juga percaya diri bisa melanjutkan pertumbuhan positif di tahun ini.
Secara tren keuangan dalam 10 tahun terakhir, Compound Annual Growth Rate (CAGR) pendapatan premi Tokio Marine tumbuh 8,1%. Sementara untuk laba setelah pajak mencatat pertumbuhan CAGR 12% dan CAGR hasil underwriting tumbuh 11,7%.
"Kami menargetkan pertumbuhan CAGR tiga tahun ke depan di atas 10%. Strateginya dengan inovasi teknologi, juga dengan merilis produk-produk baru," pungkasnya.
Sebagai informasi ihwal tren asuransi umum secara industri, data statistik OJK mencatat terakhir kali asuransi umum mencetak laba setelah pajak positif adalah per Maret 2024 dan mulai mencatatkan rugi setelah pajak dari April 2024 sampai berlanjut hingga Desember 2024.
Asuransi umum per Desember 2024 mencatatkan rugi setelah pajak sebesar Rp8,93 triliun. Dibandingkan secara tahunan, laba setelah pajak asuransi umum per Desember 2023 masih positif, yakni sebesar Rp9,13 triliun.