Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan penyelenggara fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintech (Samir) menargetkan peningkatan portofolio pembiayaan ke segmen UMKM pada tahun ini.
Direktur Teknologi Informasi Samir, Andreas, menjelaskan pada 2024 pendanaan Samir ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 28% dari total pendanaan.
"Pada tahun 2025 target kami adalah meningkatkan porsi ini menjadi 30% dari total pendanaan dengan strategi yang lebih terarah," kata Andreas kepada Bisnis, Senin (24/2/2025).
Untuk mencapai target tersebut Andreas mengatakan strategi yang dilakukan Samir adalah dengan memperluas jangkauan ke segmen mikro melalui kemitraan dengan ekosistem digital dan komunitas bisnis. Selain itu, Samir juga menyesuaikan produk pinjaman dengan kebutuhan spesifik UMKM serta meningkatkan mitigasi risiko melalui pemanfaatan machine learning dan analisis data dalam credit scoring.
"Selain itu, kami juga berencana untuk memperkuat kerja sama dengan institusi keuangan dan regulator guna meningkatkan kepercayaan lender serta menarik lebih banyak pendanaan ke sektor UMKM," jelasnya.
Andreas melanjutkan, pendanaan ke UMKM menurutnya dihadapkan beberapa tantangan utama, antara lain kurangnya rekam jejak keuangan yang rapi, volatilitas bisnis yang cukup tinggi, serta literasi keuangan yang masih rendah di kalangan pelaku UMKM. Menurutnya saat ini banyak UMKM yang belum terbiasa mengelola pinjaman dengan baik sehingga meningkatkan potensi kredit macet.
Baca Juga
Dari sisi risiko, Samir juga melihat pendanaan ke UMKM memiliki tingkat non performing loan (NPL) yang lebih tinggi dibandingkan segmen lain, tetapi dapat dikelola dengan pendekatan berbasis data, diversifikasi sektor, serta edukasi borrower mengenai manajemen keuangan.
"Dengan strategi mitigasi yang tepat, pendanaan ke UMKM tetap menjadi peluang yang menjanjikan bagi pertumbuhan bisnis Pindar di masa depan," ujarnya.
Sementara di sisi potensi, Andreas menjelaskan pasar pembiayaan segmen UMKM masih terbuka luas. Dia membandingkan data pertumbuhan kredit bank dengan pinjaman P2P lending pada akhir 2024 lalu.
Sampai dengan Desember 2024, pertumbuhan pembiayaan UMKM dari perbankan tumbuh melambat di level 3% (year on year/YoY). Sementara itu, pendanaan UMKM dari P2P lending sampai November 2024 meningkat signifikan sebesar 15%. Menurutnya data tersebut menunjukkan bahwa peluang fintech lending dalam mengisi gap pendanaan semakin besar.
Dari profil borrower potensial, Andreas menjelaskan jumlah penduduk unbanked di Indonesia yang masih tinggi mencapai 94,74 juta jiwa menurut laporan World Bank 2021 juga menjadi indikator bahwa akses keuangan digital masih sangat dibutuhkan.
"Tren [pembiayaan P2P lending ke UMKM] di 2025 diperkirakan tetap positif dengan semakin luasnya adopsi teknologi finansial, regulasi yang lebih mendukung, serta meningkatnya kepercayaan lender terhadap Pindar sebagai alternatif investasi yang menguntungkan," pungkasnya.