Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Perbankan: KPR Tumbuh 10,8% pada Januari 2025, Kredit Mobil Hingga KTA Melambat

Bank Indonesia mencatat kredit konsumsi yang disalurkan perbankan tumbuh 10,3% secara tahunan (year on year/YoY) mencapai Rp2.213,4 triliun pada Januari 2025.
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat kredit konsumsi yang disalurkan perbankan tumbuh 10,3% secara tahunan (year on year/YoY) hingga mencapai Rp2.213,4 triliun pada Januari 2025. Komponen kredit pemilikan rumah (KPR) tercatat tumbuh positif di tengah beragam insentif pemerintah untuk sektor perumahan.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar, penyaluran KPR pada bulan pertama tahun ini tumbuh 10,8% YoY menjadi Rp796,7 triliun, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,1% YoY.

Senada, penyaluran kredit properti juga tumbuh 6,8% YoY per Januari 2025 ke angka Rp1.410,8 triliun. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan 6,6% pada Desember 2024.

“Terutama berasal dari pertumbuhan kredit KPR dan KPA [kredit pemilikan apartemen] sebesar 10,8% YoY. Sementara itu, kredit konstruksi dan real estate tumbuh masing-masing sebesar 0,1% dan 5,6% [YoY],” tulis laporan BI, Senin (24/2/2025).

Dari segi nominal, pertumbuhan kredit properti ditopang KPR dan KPA yang sebesar Rp796,6 triliun, kredit konstruksi Rp382,6 triliun, serta kredit real estate sebesar Rp231,5 triliun.

Sementara itu, tren berbeda terjadi pada komponen kredit konsumsi lainnya, yaitu Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multiguna.

Laju pertumbuhan KKB kembali melambat dari 8,1% YoY pada Desember 2024 menjadi 7% YoY pada Januari 2025. Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp144,1 triliun.

Kredit multiguna yang termasuk di dalamnya Kredit Tanpa Agunan (KTA) juga melambat ke angka 10,4% YoY pada Januari 2025, dibandingkan pertumbuhan 11,1% pada Desember 2024. Total kredit multiguna yang disalurkan mencapai Rp1.273,2 triliun.

Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk menambah besaran insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial dari maksimal 4% menjadi 5% dari dana pihak ketiga (DPK) perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 April 2025 mendatang. Langkah itu juga diambil demi mendukung program visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang perumahan.

“Di antaranya besaran insentif KLM pada sektor perumahan, termasuk perumahan rakyat, dinaikkan secara bertahap dari Rp23 triliun menjadi sekitar Rp80 triliun,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Selain itu, pemerintah juga akan memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun yang ditanggung pemerintah (DTP) tahun ini. Ketentuan itu termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 13/2025 yang mulai berlaku pada 4 Februari 2025.

"Sebagai bagian dari paket kebijakan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat, pemberian insentif PPN ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya,” kata Dwi Astuti selaku Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu melalui keterangan resmi, Sabtu (22/2/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper