Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan transaksi digital hingga 70% selama periode libur Idulfitri 2025.
Direktur Operasi & Teknologi Bank Mega Syariah Slamet Riyadi memaparkan pihaknya telah melihat tren kenaikan transaksi digital yang dilakukan nasabahnya. Hal tersebut juga dibarengi dengan mulai turunnya jumlah transaksi cash di Bank Mega Syariah.
Seiring dengan hal tersebut, Slamet optimistis perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan transaksi digital hingga sebesar 70% selama periode libur Idulfitri mendatang.
"Kalau rata-rata kenaikan transaksi digital kita dari tahun lalu volumenya sekitar 40%. Kita berharap nanti saat Libur Lebaran bisa jauh sampai sekitar 70%, jadi ada peningkatan sekitar 30% dari jumlah transaksi kemarin," jelasnya dalam agenda Media Gathering di Menara Mega Syariah, Jakarta pada Kamis (13/3/2025).
Slamet menjelaskan, optimisme pertumbuhan itu seiring dengan upaya untuk menambah fitur pada aplikasi mobile banking perusahaan, M-Syariah. Dia juga menuturkan Bank Mega Syariah juga menikmati kenaikan customer base yang turut berkontribusi pada pertumbuhan transaksi.
Selain itu, dia menuturkan Bank Mega Syariah juga berupaya untuk meningkatkan interaksi antarproduk yang dimiliki. Dia mengatakan, nasabah yang telah membuka rekening online, kini juga dapat membuka rekening lain yang ditawarkan perusahaan, seperti tabungan rencana, tabungan Haji, dan lainnya.
Teranyar, Bank Mega Syariah juga akan segera menggunakan mekanisme direct debit. Slamet menuturkan, dengan mekanisme itu, nasabah dapat mengaktifkan fitur auto-deduction untuk memotong dana dari rekening tabungannya untuk dipindahkan ke tabungan Haji.
Adapun, Slamet mengatakan transaksi digital terbanyak yang dilakukan oleh nasabah Bank Mega Syariah adalah untuk pembayaran di merchant, seperti penggunaan QRIS. Selanjutnya, nasabah perusahaan juga menggunakan transaksi non-tunai untuk transfer.
Segmen selanjutnya adalah untuk bill payment. Slamet menuturkan, nasabah Bank Mega Syariah memanfaatkan transaksi digital untuk pembelian pulsa, pembayaran tiket pesawat, hotel, dan lain-lain.
"Jadi, tiga domain transaksi itulah yang akan naik. Transaksi QRIS, kemudian transfer, dan juga bill payment," jelas Slamet.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menambahkan jumlah dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang stabil sepanjang 2024 lalu, mencapai Rp9,96 triliun atau meningkat 2,82% year on year (yoy).
Dia menuturkan, peningkatan terbesar DPK terjadi pada portofolio giro yang tumbuh sebesar 47,79%. Hal tersebut mengindikasikan keberhasilan bank dalam menjaga efisiensi biaya dana serta meningkatkan basis nasabah institusional.
Sementara itu, pembiayaan yang disalurkan Bank Mega Syariah tumbuh 10,45% yoy, menjadi Rp 7,72 triliun pada 2024. Pertumbuhan pembiayaan didukung oleh perluasan portofolio pada segmen komersial dan konsumer, termasuk produk Syariah Card yang mendapatkan respon positif dari pasar.
Dari sisi profitabilitas, Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp323,22 miliar pada 2024, meningkat 5,92% dari Rp305,16 miliar pada 2023. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan laba usaha yang tercatat sebesar 4,33%.
Laba bersih Bank Mega Syariah tahun 2024 mencapai Rp253,19 miliar, naik sebesar 6,06% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp238,72 miliar. Peningkatan laba bersih ini mencerminkan keberhasilan strategi bank dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan pendapatan dari berbagai segmen bisnisnya.
"Di tengah berbagai tantangan, Bank Mega Syariah berhasil menutup tahun 2024 dengan pencapaian yang cukup baik. Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperkuat pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, menghadirkan solusi finansial yang optimal bagi nasabah, serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,"ujar Yuwono.