Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Laba Bank Asing, MUFG Peringkat Pertama per Februari 2025

Berikut perbandingan kinerja bank-bank asing per Februari 2025, dari laba, penyaluran kredit, beban tenaga kerja, hingga DPK.
Ilustrasi bank. / dok shutterstock
Ilustrasi bank. / dok shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA — MUFG Bank Ltd. cabang Indonesia mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,01 triliun pada Februari 2025. Bank asal Jepang ini mencetak laba tertinggi dibandingkan dengan bank asing lain seperti Standard Chartered Bank Indonesia hingga Citibank N.A. Indonesia. 

Secara terperinci, MUFG Bank cabang Indonesia mencatatkan laba bersih tahun berjalan Rp1,01 triliun. Laba didukung dari pendapatan bunga bruto tercatat senilai Rp1,68 triliun, dengan beban bunga hanya sebesar Rp148,04 miliar, menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,53 triliun. 

Namun, tekanan datang dari kerugian transaksi derivatif dan spot yang mencapai Rp1,04 triliun, meskipun sebagian tertutupi oleh keuntungan dari penjabaran transaksi valuta asing sebesar Rp928,11 miliar.

Di sisi beban operasional, MUFG mencatat beban tenaga kerja sebesar Rp101,51 miliar, dan beban lainnya sebesar Rp199,01 miliar. Total laba operasional mencapai Rp1,32 triliun, dan setelah pajak penghasilan sebesar Rp312,54 miliar, laba bersih tahun berjalan tercatat Rp1,01 triliun.

Namun demikian, penghasilan komprehensif lain mengalami penurunan akibat kerugian nilai wajar instrumen keuangan sebesar Rp195,54 miliar, sehingga total laba komprehensif tahun berjalan tercatat Rp815,42 miliar.

Dari sisi penyaluran kredit, MUFG telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp106,66 triliun, menjadikannya sebagai salah satu komponen terbesar dalam struktur aset yang mencapai Rp209,75 triliun. 

Aset lainnya meliputi surat berharga sebesar Rp34,11 triliun, penempatan pada Bank Indonesia senilai Rp31,63 triliun, dan penempatan pada bank lain sebesar Rp19,79 triliun.

Sementara dari sisi liabilitas, dana pihak ketiga dalam bentuk giro tercatat Rp36,90 triliun, dan deposito sebesar Rp16,85 triliun. Total liabilitas bank mencapai Rp163,85 triliun, sedangkan ekuitas sebesar Rp45,91 triliun, dengan laba ditahan dari tahun-tahun sebelumnya mencapai Rp43,43 triliun.

Standard Chartered

Kemudian, ada Standard Chartered Bank Indonesia yang mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp107,97 miliar.

Menelisik laporan keuangannnya, pendapatan bunga bank tercatat sebesar Rp784,87 miliar, dengan beban bunga Rp230,95 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp553,92 miliar. 

Bank juga mencatat pendapatan dari komisi dan fee sebesar Rp128,59 miliar. Seiring dengan pendapatan yang diraih, perusahaan mencatatkan beban keuangan yang berdampak pada hasil kinerja per Februari 2025. 

Secara terperinci, beban tenaga kerja dan beban lainnya masing-masing mencapai Rp162,23 miliar dan Rp362,25 miliar. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment yakni sebesar Rp238,79 miliar.

Dari sisi aset, total aset Standard Chartered Indonesia mencapai Rp95,20 triliun. Kredit yang diberikan tercatat sebesar Rp29,96 triliun, menjadi salah satu kontributor utama dalam struktur aset. 

Aset lainnya mencakup penempatan pada Bank Indonesia senilai Rp6,35 triliun, surat berharga sebesar Rp22,51 triliun, serta aset tidak berwujud dan tetap sebesar Rp1,66 triliun dan Rp484,01 miliar masing-masing.

Di sisi liabilitas, dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito mencapai total Rp49,22 triliun, dengan rincian masing-masing Rp29,26 triliun, Rp6,26 triliun, dan Rp13,70 triliun. Total liabilitas bank mencapai Rp94,61 triliun, sementara ekuitasnya berada di angka Rp597,52 miliar.

Citibank

Sementara Citibank N.A. Indonesia mencetak laba bersih sebesar Rp504,08 miliar. Selama periode Januari—Februari 2025, Citibank membukukan pendapatan bunga sebesar Rp867,64 miliar. Setelah dikurangi beban bunga sebesar Rp194,51 miliar, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp673,13 miliar.

Bank juga mencatatkan pendapatan non-bunga dari berbagai sumber. Keuntungan dari transaksi spot dan derivatif mencapai Rp95,42 miliar, disusul oleh komisi dan fee sebesar Rp80,06 miliar, serta keuntungan dari penjualan aset keuangan sebesar Rp45,72 miliar. Pendapatan lainnya turut menyumbang Rp518 juta.

Di sisi beban, beban tenaga kerja tercatat sebesar Rp88,70 miliar, disusul oleh beban lainnya sebesar Rp230,51 miliar. Namun, secara keseluruhan, Citibank mencatat beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar negatif Rp18,76 miliar, yang berarti terjadi pemulihan nilai.

Dari sisi penyaluran kredit, Citibank telah mengucurkan pinjaman sebesar Rp28,94 triliun. Jumlah ini menjadi bagian penting dari total aset bank yang mencapai Rp94,84 triliun. Selain kredit, aset utama lainnya termasuk penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp12,48 triliun dan surat berharga yang dimiliki sebesar Rp40,08 triliun.

Untuk dana pihak ketiga (DPK), giro mendominasi dengan Rp46,17 triliun, diikuti oleh deposito sebesar Rp14,98 triliun. Total liabilitas tercatat sebesar Rp84,11 triliun, sementara ekuitas bank mencapai Rp10,73 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper