Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Pemangkasan BI Rate saat Ketidakpastian Global Makin Tinggi

BI terus memantu ruang penurunan suku bunga acuan usai mempertahankan BI Rate di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2025.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia terus memantu ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate di tengah ketidakpastian global yang semakin tinggi akibat tarif resiprokal AS.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Rabu (23/4/2025), bank sentral kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 5,75% untuk ketiga kalinya selama tahun ini. 

Gubernur BI Perry Warjiyo memilih untuk menahan BI Rate dalam rangka melaksanakan tugas utama bank sentral, yakni menjaga stabilitas rupiah. Meski demikian, pihaknya terus mencermati ruang penurunan suku bunga.

“Dalam jangka pendek prioritas kami adalah stabilitas rupiah, tetapi setelah stabilitas terjaga, ruang penurunan suku bunga itu semakin terbuka dan itulah waktu-waktu untuk menentukan kebijakan suku bunga lebih lanjut,” ujarnya dalam konferensi pers.

Perry meyakini inflasi yang rendah selama kuartal I/2025, termasuk inflasi inti sebesar 2,5% year on year (YoY), akan semakin membuka ruang bagi penurunan BI Rate lebih lanjut.

“Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry.

Nilai tukar rupiah menjadi fokus utama BI saat ini karena sangat menentukan stabilitas sistem keuangan dan moneter, bahkan berkaitan dengan pengendalian inflasi serta pertumbuhan ekonomi.

Melemah maupun menguatnya rupiah pun akan berdampak pada kebijakan fiskal pemerintah. Sebagaimana diketahui, harga minyak mentah maupun gas yang menjadi acuan pemerintah dalam memberikan bantuan, bergantung pada rupiah.

Perry meyakini bahwa rupiah akan bergerak stabil ke depannya—usai sempat mencatatkan nominal Rp17.400 per dolar AS kala libur Lebaran/Idulfitri kemarin.

Bank sentral terus melakukan penilaian bagaimana rupiah tidak hanya menguat, namun juga menguat setara dengan negara sekawan atau peer country—kondisi ini yang disebut Perry sebagai rupiah sesuai dengan fundamental.

Adapun Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.871,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (23/4/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,07% atau 12 poin ke level Rp16.871,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,31% ke posisi 99,22.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper