Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Laba 9 Reasuransi Indonesia 2024, Tugure Hingga Nusantara Re Tumbuh Tiga Digit

Terdapat perusahaan reasuransi yang sedang mengalami kondisi rugi triliunan pada 2024.
Logo Orion Reasuransi./Istimewa
Logo Orion Reasuransi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Industri reasuransi nasional mencatat kinerja yang beragam sepanjang 2024. Dari sembilan perusahaan reasuransi yang berizin di Indonesia, sebagian berhasil membukukan kenaikan laba, sementara sebagian lainnya justru mengalami tekanan laba, bahkan rugi bersih.

Secara umum, perusahaan-perusahaan reasuransi besar seperti PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) alias Indonesia Re, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark), PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re), PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe), dan PT Reasuransi Syariah Indonesia (Reindo Syariah) mencatatkan pertumbuhan laba sepanjang 2024. 

Di sisi lain, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (Marein) dan PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) justru membukukan penurunan laba, bahkan rugi bersih. Indonesia Re, sebagai salah satu pemain terbesar, mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp72,7 miliar, tumbuh 29,8% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp56,04 miliar pada 2023.

Kinerja positif juga dicatatkan oleh Maipark yang mengantongi laba Rp72,88 miliar, tumbuh 5,29% YoY. 

Tugure tampil mencolok dengan membalikkan rugi Rp35,53 miliar pada 2023 menjadi laba Rp106,63 miliar pada 2024, atau melonjak 400%. Di segmen menengah, Nusantara Re mencetak lonjakan laba 182,09% YoY menjadi Rp239 miliar. 

InaRe juga menunjukkan kinerja solid dengan pertumbuhan laba 57,06% YoY menjadi Rp32,2 miliar.  Sementara itu, Reindo Syariah mencatat pertumbuhan laba 15,46% YoY menjadi Rp20,52 miliar. 

PT Orion Reasuransi Indonesia (Orion Reasuransi), pemain baru yang baru mengantongi izin pada April 2024, mencatat laba bersih Rp7,88 miliar pada tahun pertamanya.

Di sisi lain, Marein mengalami tekanan, dengan laba turun 17,19% YoY menjadi Rp50,81 miliar. 

Kondisi lebih berat dialami Nasional Re yang membukukan rugi bersih Rp1,4 triliun, turun 225,2% dibandingkan laba Rp1,13 triliun pada 2023.

Dalam tabulasi data yang Bisnis lakukan, sebagian besar pemain berhasil menjaga tingkat kesehatan finansial, dengan rasio kecukupan modal (Risk Based Capital/RBC) masih berada di atas ketentuan minimum OJK sebesar 120%.

Berikut kinerja laba sembilan perusahaan reasuransi pada 2024: 

Kinerja Keuangan Indonesia Re 

Perusahaan reasuransi pelat merah PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp72,7 miliar pada 2024. Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 29,8% secara tahunan (year on year/YoY) apabila dibandingkan Rp56,04 miliar pada 2023. 

Perusahaan mencatatkan jumlah pendapatan premi sebanyak Rp6,57 triliun.  Angka tersebut meningkat sebesar 1,94% YoY dibandingkan Rp6,45 triliun pada 2023. Dari sisi hasil underwriting, perseroan mencatat hasil underwriting sebanyak Rp119 miliar pada 2024. 

Angka tersebut mengalami penurunan 32,7% YoY dari sebelumnya Rp177 miliar pada 2023. Sementara itu hasil investasi perseroan mencapai Rp440 miliar, yang mana naik sebesar 37,12% YoY dari sebelumnya Rp321 miliar.

Kesehatan finansial perusahaan dilihat dari RBC mencapai Rp132,83% pada 2024. Tingkat RBC masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 120%. 

Reasuransi Maipark 

Reasuransi spesifik Bencana Alam dan Gempa Bumi milik AAUI ini, Maipark mampu mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp72,88 miliar pada 2024. Angka tersebut mengalami kenaikan 5,29% secara tahunan apabila dibandingkan dengan Rp69,22 miliar pada 2023. Pertumbuhan laba setelah pajak didorong oleh jumlah pendapatan premi mencapai Rp407 miliar yang mana meningkat 13,08% YoY dari sebelumnya Rp360 miliar pada 2023. Hasil underwriting juga mengalami peningkatan sebanyak 3,4% YoY menjadi Rp106 miliar. Sementara itu pada 2023, hasil underwriting perusahaan mencapai Rp102 miliar. 

Hasil investasi Maipark mencapai sebanyak Rp40,93 miliar pada 2024, yang mana mengalami peningkatan 13,19% dibandingkan Rp36,16 miliar pada 2023. RBC Maipark mencapai 1.300,05% yang mana berada di atas ketentuan OJK yakni 120%.

Kinerja Keuangan Tugure

Entitas reasuransi milik konglomerasi Pertamina, Tugure, mampu membalikkan rugi menjadi laba sebanyak Rp106,63 miliar pada 2024. Angka tersebut mengalami kenaikan peningkatan sebanyak 400% apabila dibandingkan rugi Rp35,53 miliar pada 2023. 

Peningkatan laba yang dialami Tugure didorong oleh jumlah pendapatan premi yang naik signifikan 12,67% YoY menjadi Rp3,29 triliun pada 2024. Pada tahun sebelumnya, jumlah pendapatan premi yang diperoleh hanya mencapai Rp2,92 triliun. 

Hasil underwriting perusahaan juga menunjukkan perbaikan mencapai sebanyak Rp91,12 miliar. Sementara itu pada 2023, hasil underwriting mengalami minus Rp71,92 miliar. Ini artinya kenaikan hasil underwriting mencapai sebanyak 12,67% YoY. 

Lebih lanjut, hasil investasi perusahaan pada 2024 mencapai sebanyak Rp156,81 miliar yang mana mengalami kenaikan 6,18% YoY. RBC perusahaan pada 2024 mencapai sebanyak 183% yang mana berada di atas ketentuan OJK. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper