Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Daya Ungkit Rumah Subsidi untuk Asuransi Properti

Perusahaan asuransi perlu menyiapkan teknologi dan distribusi digital yang andal untuk mendukung percepatan proses penyerapak rumah subsidi pemerintah.
Ilustrasi asuransi./Shriramlife
Ilustrasi asuransi./Shriramlife

 

Premi asuransi umum dari lini usaha asuransi properti dalam kuartal I/2025 tercatat yang paling besar, yakni mencapai 25,9% dari total premi yang dicatat industri asuransi umum. Alhasil, penurunan premi lini usaha asuransi properti tersebut membuat secara total premi asuransi umum dalam kuartal I/2025 hanya tumbuh 0,3% YoY menjadi Rp30,53 triliun.

Jika dibandingkan dengan kuartal I/2024 ketika lini usaha asuransi properti tumbuh 45% YoY menjadi Rp9,24 triliun, secara total, premi industri asuransi umum dalam periode tersebut tumbuh 22% YoY menjadi Rp31,75 triliun. Dalam periode ini, pangsa pasar premi asuransi properti juga menjadi penyumbang terbesar premi industri asuransi umum dengan pangsa mencapai 29,1% dari total premi asuransi umum.

Praktisi Manajemen Risiko dan Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman menjelaskan kontraksi premi asuransi properti dalam kuartal I/2025 menjadi sinyal perlunya diversifikasi portofolio dan pendekatan baru dalam memasarkan produk-produk asuransi properti. Apalagi, ada potensi berkurangnya proyek-proyek besar akibat pelemahan ekonomi atau di sektor konstruksi.

Ketika industri asuransi umum dianggap perlu melakukan diversifikasi portofolio produk asuransi properti, Wahyudin melihat program rumah subsidi bisa menjadi salah satu solusinya.

"Tentunya program ini membuka potensi bagi industri asuransi untuk peningkatan premi dari asuransi kebakaran rumah sederhana. Kemudian peluang kerja sama dengan developer, bank penyalur KPR FLPP dan Kementerian Perumahan," kata Wahyudin.

Untuk menyambut program rumah subsidi ini, Wahyudin mengatakan industri asuransi umum setidaknya perlu merancang produk asuransi rumah subsidi mikro dengan manfaat perlindungan dasar ditambah bencana alam dan pencurian.

Selanjutnya, melakukan edukasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR mengenai pentingnya asuransi rumah. Edukasi ini dapat dilakukan bersama developer dan pemerintah dalam tahap serah terima rumah.

"Terakhir, menyediakan sistem klaim dan pembelian polis yang mudah dan cepat secara digital, agar sesuai dengan kebutuhan segmen MBR yang mengandalkan kecepatan dan keterjangkauan," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mencatat per April 2025 kinerja premi asuransi properti telah membaik.

Berdasarkan data OJK, sampai dengan April 2025 asuransi umum dan reasuransi mencatatkan jumlah premi pada lini usaha harta benda (properti) sebesar Rp18,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,08% YoY. Premi yang didapat dari lini usaha asuransi properti tersebut berkontribusi atas 32,59% dari total premi industri asuransi umum dan reasuransi.

OJK menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate menjadi 5,50% pada Mei 2025 sebagai peluang untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut di sektor asuransi properti.

"Penurunan suku bunga ini dapat meningkatkan aktivitas pembangunan dan pembelian properti, yang pada gilirannya mendorong permintaan akan perlindungan asuransi properti," pungkas Ogi.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper