Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan saham dua emiten bank, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) berada di zona hijau usai KPK menetapkan lima tersangka dalam dugaan korupsi mesin EDC di bank pelat merah tersebut pada periode 2020-2024.
Kemarin atau Rabu (9/7/2025), Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu telah menyebutkan lima nama tersebut, di antaranya mantan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto (CBH) dan Indra Utoyo, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Allo Bank.
Sebelumnya, Indra pernah menjabat sebagai Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI. Selain itu, terdapat juga nama Dedi Sunardi (DS) selaku SEVP Manajemen Aktiva dan pengadaan BRI yang turut menjadi tersangka.
Lembaga antirasuah ini juga turut menetapkan dua pihak dari korporasi lainnya seperti Elvizar selaku PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dan Rudi Suprayudi (RSK) dari PT Bringin Inti Teknologi.
Usai pengumuman tersebut, pada perdagangan hari ini, Kamis (10/7/2025), saham BBRI dan BBHI terpantau menguat. BBRI dibuka pada level 0,54% atau 20 poin ke level Rp3.700 per lembar dari penutupan kemarin sebesar 3.680 per saham.
Pada pukul 09.50 WIB, BBRI terus menguat ke level 3.780 per saham atau naik 2,72% dari harga penutupan kemarin. Saham BRI diperdagangkan dengan volume transaksi sebanyak 93,71 juta lot dengan nilai Rp354,7 miliar dan rerata harga saham 3.774.
Di tengah dugaan korupsi mesin EDC, dilansir Bloomberg, 32 dari 38 analis masih memberikan rekomendasi beli untuk BBRI.
Sisanya, 5 analis menyarankan hold dan 1 lainnya merekomendasikan jual. Target harga saham BBRI menurut para analis berada pada Rp3.680 per lembar atau mewakili potensi return sebesar 27,6% dari harga terakhir.
Sementara, saham BBHI juga dibuka pada zona hijau ke level 945 setelah pada penutupan kemarin parkir pada level 935 per saham. Pada pukul 09.56 WIB, saham bank digital ini berada pada level 1.000 per saham atau menguat 6,95%.
BBHI diperdagangkan dengan volume transaksi sebanyak 2,98 juta lot senilai Rp2,96 miliar. Rerata harga perdagangan saham Allo Bank pada hari ini berada di level 990 per saham.
Sekadar informasi, KPK menduga terjadi kerugian keuangan negara sekitar Rp744 miliar pada proyek di salah satu bank BUMN itu. Kerugian itu dihitung dari skema sewa Rp505 miliar periode 2020-2024 dan skema beli putus Rp241 miliar.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan nilai kerugian berdasarkan penghitungan oleh penyidik dari total nilai proyek pengadaan EDC tahun anggaran 2020-2024 sebesar Rp2,1 triliun. Budi menyebut total kerugian keuangan negara yang diduga timbul yaitu sebesar 30% dari nilai proyek.
"Hitungan dari tim penyidik diduga total kerugian negaranya mencapai sekitar Rp700 miliar, atau sekitar 30% dari nilai anggaran dalam pengadaan mesin EDC tersebut," jelasnya kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.