Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Stabilitas Rupiah, BI Beli SBN Rp144,9 Triliun hingga Juli 2025

Realisasi tersebut terpantau hampir menyentuh angka Rp150 triliun, angka yang menjadi rencana pembelian SBN untuk sepanjang tahun ini.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia tercatat telah membeli obligasi pemerintah alias Surat Berharga Negara/SBN senilai Rp144,9 triliun sepanjang tahun ini hingga 15 Juli 2025, dalam rangka menjaga stabilitas rupiah. 

Realisasi tersebut terpantau hampir menyentuh angka Rp150 triliun, angka yang menjadi rencana pembelian SBN untuk sepanjang tahun ini. 

“Bank Indonesia telah membeli SBN senilai Rp144,90 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp102,58 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara [SPN], termasuk syariah, senilai Rp42,32 triliun,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (16/7/2025). 

Meski demikian, Perry telah menyampaikan sedari awal bahwa memang terdapat potensi pembelian SBN lebih banyak dari target tersebut. Dalam RDG hari ini, Bank Indonesia tidak merespons pertanyaan Bisnis terkait rencana pembelian SBN pada semester II/2025 ini. 

Pembelian SBN tersebut, yang menjadi salah satu langkah stabilisasi nilai tukar, telah membantu penguatan rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Hingga akhir Juni 2025, rupiah telah menguat sebesar 0,34% (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir bulan sebelumnya. 

Secara umum, perkembangan Rupiah relatif stabil bila dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan terhadap kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS, sehingga tetap mendukung daya saing ekspor Indonesia. 

Selain pembelian SBN, menguatnya rupiah juga tertopang oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing, terutama ke instrumen SBN, serta konversi valas ke rupiah oleh eksportir pascapenerapan penguatan kebijakan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sebelumnya, BI menyampaikan bahwa masuknya bank sentral ke pasar SBN sekaligus menjaga tekanan yang tinggi di pasar SBN sehingga yield tidak bergerak secara liar.  Membandingkan dengan tahun lalu, BI melakukan pembelian SBN senilai Rp169,5 triliun hingga akhir 2024. 

Terdiri dari pembelian di pasar perdana atau melalui Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu paling lama 12 bulan, senilai Rp62 triliun. Sementara pembelian SBN di pasar sekunder telah menjadi milik BI senilai Rp107 triliun. 

Hingga 15 Juli 2025, BI telah memegang SBN senilai Rp1.536,78 triliun atau 24,23% dari total SBN yang senilai Rp6.343,37 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari kepemilikan perbankan yang senilai Rp1.275,45 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper