Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Perbankan Pada 2015 Kian Besar, BI & OJK Pantau Ketahanan Bank

Bank Indonesia siap melakukan stress test yang lebih besar, mengingat fenomena yang dihadapi pada tahun berikutnya akan lebih besar.
Bank Indonesia/Bisnis.com
Bank Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia siap melakukan stress test yang lebih besar, mengingat fenomena yang dihadapi pada tahun berikutnya akan lebih besar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menuturkan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap mengadakan stress test yang lebih besar dengan mengumpulkan fenomena yang ada.

Rencana pengadaaan stress test ini, memberikan sinyal kepada industri perbankan untuk lebih memperhatikan risiko yang perlu diwaspadai. Halim menuturkan dampak dari perencanaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pun menjadi perhatian, dampak nilai tukar dan kemampuan bank mencari likuiditas.

"Ya [kenaikan BBM] termasuklah, ketahanan likuiditas, risiko kredit dan kurs," ungkapnya, Jumat (24/10/2014).

Selain itu, BI juga menegaskan kepada industri perbankan agar lebih berhati-hati atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Walaupun dari hasil stress test menunjukkan bahwa perbankan Indonesia relatif tidak memiliki masalah terhadap pelemahan kurs. Bahkan beberapa bank mencatatkan keuntungkan karena posisi valas yang dimiliki lebih besar dari kewajiban valas (long valas).

Sementara itu, dari simulasi stress test lanjutan terdapat 5 korporasi yang berpotensi mencatatkan equity negative apabila nilai tukar rupiah kian terpuruk. Halim menuturkan BI pun akan mengeluarkan hasil stress test minimal enam bulan sekali.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengingatkan kepada industri perbankan akan tetap waspada mengingat adanya rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. Nelson menuturkan agar industri perbankan mencatatkan keseimbangan pertumbuhan kredit dengan kemampuan menarik dana pihak ketiga (DPK).

"Untuk tahun depan, pesan OJK ke perbankan, supaya menyesuaikan rencana pengembangan bisnisnya, termasuk penyaluran kredit dengan kemampuan masing-masing bank," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper