Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Kredit Wong Cilik, Bank Jateng Siap Kucurkan Rp2,5 Triliun

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) fokus meningkatkan pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah pada tahun ini.
Perajin membuat kerajinan tas wanita berbahan kulit sapi di rumah produksi Mario Rubini, Sambilegi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (6/4)./Antara-Aditya Pradana Putra
Perajin membuat kerajinan tas wanita berbahan kulit sapi di rumah produksi Mario Rubini, Sambilegi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (6/4)./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) fokus meningkatkan pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah pada tahun ini.  

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah Jawa Tengah untuk mengucurkan produk Kredit Mitra Jateng [KMJ] 25, yakni kredit mikro dengan plafon Rp25 juta bagi usaha produktif. 

Kredit murah tersebut, kata dia, memiliki kelebihan sehingga cukup menarik bagi kegiatan UMKM. Selain tingkat bunga yakni sebesar 7%, kredit juga diberikan tanpa agunan, tanpa subsidi dan bebas biaya administrasi. 

Hingga 31 Maret 2017 lalu, tercatat debitur KMJ 25 mencapai 11.540 orang dengan posisi plafon sebesar Rp221,52 miliar. 

"Realisasi Rp220 miliar itu belum ada 1% dari aset kami. Kami optimistis sampai akhir tahun ini penyalurannya mencapai Rp400 miliar - Rp500 miliar khusus untuk kredit UMKM yang plafonnya Rp25 juta," katanya saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

Kendati begitu, Supriyatno mengatakan pihaknya sanggup menyediakan hingga Rp2,5 triliun untuk kredit mitra Jateng 25 ini, atau mengambil porsi sekitar 5% dari total aset yang berjumlah Rp51,25 triliun per Desember lalu. 

Dia melanjutkan, penguatan kredit UMKM harus ditingkatkan demi menumbuhkan daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi, daya serap tenaga kerja oleh industri skala UMKM juga cukup tinggi. 

Lebih lanjut, Supriyatno mengusulkan agar pemerintah membantu permodalan bank-bank pembangunan daerah sehingga porsi pembiayaan UMKM dapat lebih ditingkatkan. 

"Kalau ini bisa dilakukan oleh BPD se-Indonesia, maka persoalan UMKM di daerah akan terselesaikan. Kendalanya hanya satu, permodalan yang minim sehingga tidak bisa biayai dengan porsi yang besar. Usul saya, subisidi KUR juga diberikan kepada BPD dalam bentuk penyertaan modal," ungkapnya. 

Sementara itu, penyaluran kredit bank jateng sampai Desember 2016 tercatat sebesar Rp36,16 triliun, tumbuh 17,86% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah Rp30,69 triliun.

Dilihat dari sektornya, penyaluran kredit bank Jateng masih dominan ke bidang perdagangan, perantara keuangan, konstruksi, dan industri pengolahan. 

"Secara khusus untuk rasio kredit usaha produksi terus mengalami pertumbuhan, yakni dari 24,68% pada Desember 2015 menjadi 29,12% dari keseluruhan pembiayaan pada Desember 2016," kata Direktur Bisnis Bank Jateng Pujiono menambahkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper