Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KREDIT UKM: DBS genjot penyaluran jadi Rp12 triliun

JAKARTA: PT Bank DBS Indonesia menargetkan penyaluran kredit usaha kecil menengah meningkat 30-33% menjadi Rp12 triliun tahun ini, dengan mengandalkan sejumlah cabang terutama di luar Jawa.Jayanta Kumar Roy, Head of Small Medium Enterprise Banking DBS

JAKARTA: PT Bank DBS Indonesia menargetkan penyaluran kredit usaha kecil menengah meningkat 30-33% menjadi Rp12 triliun tahun ini, dengan mengandalkan sejumlah cabang terutama di luar Jawa.Jayanta Kumar Roy, Head of Small Medium Enterprise Banking DBS Indonesia, mengatakan penyaluran kredit usaha kecil menengah (UKM) mencapai Rp9 triliun pada akhir 2011 lalu.Meski tidak menyebutkan persentase pertumbuhan  khusus tahun lalu, namun dia mengatakan rerata pertumbuhan kredit UKM dalam lima tahun sekitar 25% per tahun.Kinerja tersebut melampaui target perseroan tahun lalu, karena menurut catatan Bisnis, anak usaha DBS Group asal Singapura ini menargetkan kredit UKM Rp8 triliun dengan 2.700 nasabah pada 2011.“Tahun ini kami menargetkan kredit bagi sektor UKM meningkat sekitar 30%-33% menjadi Rp12 triliun,” ujarnya Kamis 16 Februari 2012.Jayanta menambahkan dengan pertumbuhan yang berkesinambungan perseroan berharap kredit sektor SME memiliki kontribusi 50% dari total portofolio pinjaman.“Sektor UKM tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak. Ini alasan kuat untuk memosisikan diri secara tepat untuk mendukung UKM agar menjadi bankable,” katanya.Dia mengatakan selama ini sektor yang menjadi fokus penyaluran kredit UKM adalah pertambangan, pertanian, manufaktur, dan infrastuktur.Tiga hambatanDia menjelaskan ada tiga hambatan utama UKM dalam mengakses institusi keuangan, Pertama, risiko gagal bayar tinggi karena keterbatasan aset dan modal yang rendah.Dan kedua, informasi yang tidak komprehensif dalam laporan keuangan, sehingga sulit bagi kreditor melihat kelayakan kredit bagi UKM.Ketiga, tingginya biaya administrasi dan transaksi yang membuat penyaluran dana  ke SME menjadi bisnis yang tidak menguntungkan.Namun, menurut Jayanta, hambatan itu bisa diselesaikan dengan sejumlah strategi seperti minimalisasi informasi yang tidak berimbang mengenai calon debitur dan penggunaan credit scoring system.DBS juga akan memanfaatkan informasi eksternal untuk mengukur kelayakan kredit, serta bekerja sama dengan organisasi UKM dan sejumlah usahawan guna mengurangi risiko gagal bayar. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper