Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPANSI KREDIT: BCA bidik kredit infrastruktur Rp4 triliun

JAKARTA: PT Bank Central Asia Tbk membidik penyaluran kredit infrastruktur Rp3 triliun—Rp4 triliun yang sudah masuk dalam pipeline selama 7 bulan ke depan.

JAKARTA: PT Bank Central Asia Tbk membidik penyaluran kredit infrastruktur Rp3 triliun—Rp4 triliun yang sudah masuk dalam pipeline selama 7 bulan ke depan.

 

Dahlia M. Ariotedjo, Direktur Korporasi Bank Central Asia (BCA), menjelasan pipeline kredit infrastruktur tersebut berasal dari sektor kelistrikan, jalan tol, dan energi.

 

“Tahun ini kemungkinan Rp3 triliun—Rp4 triliun kalau tetap on schedule,” ujar Dahlia kepada Bisnis, hari ini, Minggu 20 Mei 2012.

 

Bank swasta terbesar di Indonesia ini memiliki outstanding kredit infrastruktur sebesar Rp23 triliun, atau berkontribusi sekitar 30% dari total pinjaman korporasi yang tercatat Rp74,77 triliun pada akhir triwulan I/2012 lalu.

 

Kredit korporasi BCA hingga akhir triwulan I tergolong tumbuh tinggi dengan peningkatan 43,4% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang tercatat Rp52,13 triliun.

 

Hal tersebut dipengaruhi kuatnya permintaan kredit di sektor jasa keuangan, rokok dan tembakau, serta minyak nabati dan hewani.

 

Selama 3 bulan pertama di 2012, bank yang dikendalikan oleh grup usaha Djarum ini mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi bersih sebesar Rp3 triliun, dari akhir Desember yang tercatat Rp71,8 triliun.

 

Pada tahun ini, BCA menargetkan kredit korporasi tumbuh sekitar 14% atau bertambah jadi Rp10,05 triliun menjadi Rp81,85 triliun.

 

Pada acara ulang tahun perseroan pada pertengahan Februari lalu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya menyiapkan dana untuk berpartisipasi dalam pembangunan bandar udara (bandara) di sejumlah kota.

 

Ketika itu, menurut dia, hal tersebut belum masuk dalam pipeline kredit korporasi serta belum ada penjajakan dengan pihak pembangunan bandara

 

“Ke depan kami terus menjajaki karena banyak bandara di Indonesia butuh perluasan. Kami coba lihat kemungkinan,” ujar Jahja.

 

Selama ini ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh perbankan dalam penyaluran kredit infrastruktur, terutama pada jangka waktunya yang  cukup panjang dibandingkan dengan tenor dana pihak ketiga yang maksimal hanya 1 tahun.

 

Selain itu, proyek infrastruktur tidak jarang mengalami hambatan seperti pembebasan lahan yang terkatung-katung. Hal ini menyebabkan pencairan kredit infrastruktur tidak sesuai jadwal sehingga berkontribusi terhadap undisbursed loan (kredit yang belum disalurkan).

 

Total undisbursed loan industri perbankan sama Maret 2012 mencapai Rp707,64 triliun yang terdiri atas commited Rp270,38 triliun dan uncommitted Rp437,26 triliun. Undisbursed loan memiliki porsi sekitar 30% dari total kredit perbankan.

 

Permasalahan tersebut menjadi faktor keengganan perbankan untuk menyalurkan kredit infrastruktur, sehingga pada tahun lalu kembali menguat pembentukan lembaga pembiayaan infrastruktur. (Bsi)

 

 

TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:

PILKADA DKI: Bekal BAJU KOTAK-KOTAK Buat JOKOWI

ARTIKEL LAINNYA:

ENGLISH NEWS:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper