BISNIS.COM, JAKARTA -- Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo boleh saja berkarir gemilang selama menjadi bankir dan mengenal seluk-beluk masalah mikroprudensial di industri perbankan nasional. Hanya saja, pengalaman itu dinilai tak menjamin berguna ketika dirinya memimpin bank sentral.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengatakan fungsi bank sentral ke depan titik beratnya dalam urusan makroekonomi, kebijakan moneter, dan sistem pembayaran.
"Ditambah sedikit soal makroprudensial perbankan. Pak Agus punya kelebihan dan pengalaman panjang di mikroprudensial, masalahnya pengalaman itu tak berguna untuk gubernur BI mendatang," ujarnya usai rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, Selasa (19/3/2013).
Mulai Januari 2014, fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan beralih dari tangan BI kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurutnya Agus Marto cukup gemilang selama berkarir menjadi seorang profesional di industri perbankan nasional hingga berhasil memimpin dan membesarkan PT Bank Mandiri Tbk, menjadi salah satu bank nasional dengan kinerja terbaik di Indonesia.
Dengan sisa waktu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kurang dari 2 tahun, Ahmad Erani berpendapat cukup riskan melakukan reposisi jabatan di tubuh Kementerian Keuangan. Apalagi, Menkeu Agus Martowardojo juga tengah menyiapkan berbagai kemungkinan perubahan anggaran 2013.
"Lebih baik Pak Agus dipertahankan jadi menkeu. Kalaupun tetap jadi Guberur BI, permasalahan baru justru akan muncul, karena menkeu baru belum tentu langsung bisa tune in," ungkapnya.
