Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENYALURAN KREDIT 2013: Inflasi Mengancam, Pertumbuhan Bakal Melambat

BISNIS.COM, JAKARTA-- Lembaga pemeringkat ICRA Indonesia memprediksikan penyaluran kredit sepanjang tahun ini akan tumbuh melambat dengan potensi kenaikan risiko pinjaman bermasalah naik tipis.ICRA memperkirakan penyaluran kredit sepanjang tahun ini

BISNIS.COM, JAKARTA-- Lembaga pemeringkat ICRA Indonesia memprediksikan penyaluran kredit sepanjang tahun ini akan tumbuh melambat dengan potensi kenaikan risiko pinjaman bermasalah naik tipis.

ICRA memperkirakan penyaluran kredit sepanjang tahun ini hanya  tumbuh 20%--22%. Faktor penyebabnya  antara lain pengaruh inflasi.

Pada tahun lalu, ICRA mencatat realisasi penyaluran kredit perbankan mencapai Rp2.708 triliun atau tumbuh 23,1% dibandingkan dengan realisasi 2011.

Kreshna D, Armand, analyst ICRA Indonesia mengatakan secara umum kondisi perbankan dari sisi kredit dan kualitasnya tidak jauh berbeda dibandingkan dengan 2012.

"Kami melihat ada hambatan, seperti kondisi makroekonomi yang kurang mendukung, ancaman inflasi akibat kenaikan tarif dasar listrik dan upah pekerja, serta harga komoditas yang masih tertekan akan mempengaruhi kinerja kredit," ujarnya Rabu (20/3).

Selain faktor makroekonomi, lanjutnya, perbankan juga harus beradaptasi dengan sejumlah peraturan baru yang lebih menekankan pada prinsip kehati-hatian di atas prinsip ekspansif.

ICRA mengatakan perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi sepanjang tahun lalu, akibat penurunan tajam pada realisasi penyaluran pinjaman dalam redenominasi valuta asing (valas).

Terkait risiko kredit mikro, Kreshna mengatakan solusinya ialah membenahi pola penyaluran pinjaman bagi pelaku usaha sektor tersebut.

Bank, lanjutnya, perlu memiliki kemampuan untuk membuat debitur menjadi lebih melek finansial. Selain itu, peran staf kredit mikro menyosialisasikan pentingnya menjaga kualitas pinjaman.

Evi Firmansyah, Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, mengatakan banknya berupaya menahan rasio NPL pada level 2%--3% sepanjang tahun ini.

BTN, lanjutnya, menghadapi potensi NPL dari peralihan kredit pemilikan rumah
(KPR) bersubsidi ke suku bunga komersial. "Hal yang perlu diantisipasi ialah kredit yang awalnya menggunakan pola lama berubah menjadi menggunakan suku bunga komersial."

Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan potensi NPL kredit mikro memang tergolong agak tinggi.

Meskipun demikian, bank masih bisa menahan rasio pinjaman bermasalah untuk sektor mikro di bawah 5%. "Kemampuan bank menggarap kredit mikro kan beda-beda, ada yang sudah ahli dan berpengalaman."

Dia menambahkan  secara keseluruhan potensi kenaikan NPL perlu tersu diwaspadai. Kuncinya ialah lebih meningkatkan manajemen risiko dalam operasional bank.(if))

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Sumber : Roberto Purba & Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper